Imbas Corona Lebih Besar dari SARS, Ekonomi Indonesia Diperkirakan Kembali Pulih Pada 2022
Kinerja perdagangan global dipastikan akan terganggu akibat lambatnya perbaikan kinerja manufaktur, terutama China.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah covid-19 dinilai berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia yang ditandai dengan berubahnya peta perdagangan dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Kinerja perdagangan global dipastikan akan terganggu akibat lambatnya perbaikan kinerja manufaktur, terutama China.
Jalur distribusi logistik yang terganggu diprediksi akan berdampak negatif akan menerpa ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Baca: Hand Sanitizer Bantuan Kemensos Ditutup Stiker Bupati Klaten: Viral di Medsos hingga Klarifikasi
Baca: Viral Foto Hand Sanitizer Bantuan Kemensos Ditutup Stiker, Bupati Klaten Minta Maaf
Berdasarkan uji simulasi pandemi dengan model sistem dinamik oleh peneliti Visi Teliti Saksama, M. Widyar Rahman, pandemi corona virus di Indonesia diperkirakan akan reda pada awal Juni 2020.
Dikutip dari riset kajian berjudul ‘Limbung Roda Terpasak Corona’ oleh Pusat Kajian Visi Teliti Saksama (VTS), Widyar mengatakan proses pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu yang lebih panjang, "Setidaknya sampai akhir 2021,” kata Widyar.
Menurut analisis Widyar, pandemi tidak akan bertahan bertahun-tahun di Indonesia.
Melalui peran aktif seluruh warga negara, penurunan jumlah kasus covid-19, seharusnya dapat lebih cepat dari perkiraan model tersebut. Namun, hal ini tetap dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya menekan penyebarannya.
“Kami memperkirakan, peningkatan permintaan barang dan jasa akan terjadi di bulan Ramadan dan Idulfitri, meski tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sedikit kenaikan permintaan ini belum cukup untuk mengkompensasi cedera pada industri,” ujarnya.
Pasalnya, pemenuhan stok yang seharusnya dilakukan dua sampai tiga bulan jelang Ramadan tidak bisa terpenuhi akibat impor yang mandek. Melihat dampaknya yang masif, kerugian yang ditimbulkan pamdemi covid-19 tentu tidak main-main.
“Jika dibandingkan wabah SARS 2002–2003 yang juga berasal dari China, dampak negatif dari merebaknya covid-19 terhadap perekonomian akan jauh lebih luas,” lanjutnya.
Dalam kaitan analisa dampak ini, Visi mengumpulkan berbagai informasi untuk memperkirakan dampak yang terjadi pada perekonomian Indonesia. Adapun studi dilakukan di bulan Februari hingga awal Maret.
Analisa yang dilakukan berawal dengan melihat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan China, sebagai episentrum awal penyebaran virus.
Dalam lima tahun terakhir, China selalu menempati tiga besar mitra dagang utama Indonesia. Malahan, sejak tahun 2014, China merupakan negara asal impor dengan nilai terbesar bagi Indonesia.
Berdasar kategori barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal sepanjang Januari hingga Desember 2019, makin kentara ketergantungan Indonesia terhadap China.