Airbus Kembangkan Teknologi Kamera Pendeteksi Virus Corona di Kabin Pesawat
Kamera yang dikembangkan Airbus ini adalah pendeteksi bau yang sangat sensitif, dan dikembangkan sejak 2017
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen pesawat Airbus mengembangkan sebuah teknologi yang dapat mendeteksi keberadaan virus corona atau Covid-19.
Mengutuip dari laman situs Daily Mail Inggris pada Selasa (12/5/2020), menyebutkan bahwa produsen pesawat asal Prancis ini membuat sebuah kamera pendeteksi Covid-19.
Kamera yang dikembangkan Airbus ini adalah pendeteksi bau yang sangat sensitif, dan dikembangkan sejak 2017 dengan tujuan awal mengendus bau bahan peledak.
Pada kamera ini memiliki sensor yang inovatif menggunakan mikroprosesor, dibuat dari sel biologis untuk mengidentifikasi kimia atau mikroba tertentu yang terbang di udara.
Kamera ini juga telah dipakai untuk mendeteksi kanker dan influenza, dan saat ini tim pengembang mempertimbangkan kamera canggih ini untuk dipakai untuk memerangi Covid-19.
Baca: Rayakan 20 Tahun Teknologi Hybrid, Toyota Siapkan 2.000 Unit Prius 2020 Edition
Dalam mengembangkan kamera ini untuk melawan Covid-19, Airbus menggandeng start up neuroteknologi bernama Koniku untuk membuat kamera tersebut.
Baca: Kurangi PHK, Pemerintah Bolehkan Warga Usia di Bawah 45 Tahun Beraktivitas Lagi
Menurut Founder dan CEO Koniku, Osh Agabi, pihaknya bersama Airbus sudah bekerja sama sejak 2017 mengembangkan solusi bioteknologi, untuk mendeteksi kimia dan peledak di dalam pesawat atau bandara.
Baca: Anies Terbitkan Pergub Sanksi: Kendaraan Langgar Ketentuan PSBB Siap-siap Diderek
"Sekarang kita mengadaptasi pengembangan kami untuk memasukkan deteksi dan identifikasi ancaman biologi termasuk patogen seperti SARS-CoV-2. Covid-19 adalah ancaman besar dan tidak bisa disikapi biasa," kata Agabi.
Airbus mengatakan cara kerja kamera ini nantinya penerima pada sensor akan membunyikan alarm jika mendeteksi molekul tertentu. Sistem ini contactless, lebih cepat, lebih murah dan lebih bisa diandalkan daripada anjing pelacak.
"Teknologi memiliki respons cepat di bawah 10 detik dalam kondisi terbaik. Ini hasil yang luar biasa dan harapannya bisa berkembang seiring waktu," kata Julien Touzeau dari Airbus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.