Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Industri Farmasi Nasional Diyakini Segera Menggeliat Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Saat ini 60 persen bahan baku obat didatangkan dari China dan 30 persen didatangkan dari India.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Industri Farmasi Nasional Diyakini Segera Menggeliat Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19
PT Hexpharm Jaya
ILUSTRASI - Kegiatan produksi obat di PT Hexpharm Jaya, anak usaha Kalbe Group. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pandemi virus Covid-19 yang begitu masif memaksa kesigapan semua negara meningkat, termasuk dalam hal ketersediaan obat-obatan.

Terkait dengan hal ini, tentunya tidak dapat terlepas dari ketahanan industri farmasi nasional yang merupakan salah satu pilar penting pembangunan kesehatan nasional.

Hanya saja rantai suplai industri farmasi masih bermasalah. Besarnya ketergantungan industri farmasi Indonesia akan impor bahan baku obat dan alat kesehatan menjadi sorotan di tengah pandemi corona.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia, saat ini 60 persen bahan baku obat didatangkan dari China dan 30 persen didatangkan dari India.

Pietradewi Hartrianti, Faculty Member dari Departement Farmasi Institute for Life Science (i3L), menjelaskan, saat ini Indonesia masih tergantung impor bahan baku farmasi dari China dan India.

Baca: Bela Perpres dari Jokowi, Menteri Airlangga: Kenaikan Iuran untuk Menjaga Keberlanjutan BPJS

Ketergantungan yang tinggi itu membuat daya saing obat nasional tergerus karena lemahnya posisi tawar terhadap importir.

Sebenarnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), sudah berupaya produksi bahan baku obat (BBO) sejak tahun 2016 melalui anak usahanya PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). Meskipun masih dalam skala relatif kecil.

Baca: Puncak Kendaraan Tinggalkan Jakarta Akan Terjadi Pada H-3 Lebaran, 21 Mei 2020

Berita Rekomendasi

“Fasilitas itu hanya terbatas pada delapan bahan baku obat tetapi bahan baku obat tersebut tidak berhubungan dengan penanggulangan atau terapi Covid-19,” ujar Pietradewi dalam siaran pers, Rabu (13/5/2020).

Baca: Waspadai Titik Rawan Macet di Jalan Tol Menjelang dan Pasca Lebaran, Ini Rinciannya

Ia menjelaskan belum ada langkah antisipasi yang dapat dilaksanakan apabila produk bahan baku tersebut terhenti.

Selain itu, penggantian bahan baku memerlukan proses pelaporan registrasi ulang kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga sulit untuk mengganti produsen bahan baku obat.

“Biasanya industri farmasi memiliki beberapa supplier bahan baku dari negara berbeda yang disertakan bersamaan pada saat registrasi, akan tetapi apabila jalur masuk produk impor ditutup, maka produksi obat akan terancam,” lanjutnya.

Laporan Reporter: Andy Dwijayanto 

Artikel ini tayang di Kontan dengan judul  Pandemi covid-19 bisa bangkitkan industri farmasi lokal 

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas