Demi Selamatkan Perusahaan dari Krisis Corona, Maskapai Global Berlomba Pangkas 30 Persen Pekerja
American Airlines akan mengumumkan bahwa pihaknya berencana memangkas sekitar 30 persen
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Seperti yang disampaikan EasyJet Chief Executive, Johan Lundgren dalam sebuah pernyataannya.
"Kami menyadari bahwa ini adalah masa yang sangat sulit dan kami harus mempertimbangkan keputusan yang akan berdampak pada karyawan kami. Namun kami ingin melindungi sebanyak mungkin pekerjaan untuk jangka panjang," kata Lundgren.
Ia menambahkan bahwa perusahaan juga akan meluncurkan program konsultasi karyawan dalam beberapa hari mendatang.
Kabar ini muncul saat maskapai penerbangan murah tersebut menerapkan sejumlah tindakan.
Termasuk memulai kembali penerbangan pada 15 Juni mendatang dan menunda pengiriman sekitar 24 dari 131 pesawat yang diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2023.
Keputusan itu memang disetujui, meskipun pendiri serta pemegang saham utama Stelios Haji-Ioannou menyuarakan keberatan dalam surat terbukanya yang dilayangkan pada awal April lalu bahwa perusahaan harus membatalkan pesanan.
Di sisi lain, anak perusahaan Lufthansa, Eurowings juga menyampaikan akan memangkas sepertiga dari tenaga kerjanya di kantor pusatnya di Düsseldorf, Jerman.
Meskipun pemerintah Jerman telah menyuntikkan dana pada 'kapal induk' mereka Lufthansa Group, dengan paket dana talangan (bail out) senilai 9 miliar Euro.
Pernyataan itu disampaikan Eurowings Chief Executive, Jens Bischof pada 25 Mei lalu.
"Kami memiliki sekitar 1.000 staf di kantor pusat, dan dari jumlah ini kami akan mengurangi 300," kata Bischof.
Kabar itu menyusul pernyataan yang diumumkan oleh Lufthansa pada bulan April bahwa mereka perlu mengurangi 10.000 staf.
Hal itu karena terjadinya penurunan pendapatan sebesar 10 persen akibat corona.
Ini dianggap sebagai kerugian terbesar dalam 65 tahun sejarah perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Boeing Chief Executive David Calhoun mengatakan dalam sebuah wawancara pada Mei 2020, bahwa perjalanan udara kemungkinan tidak akan kembali normal pada tahun ini.