Sambut New Normal, Sandi Uno Sarankan Pemerintah Beri UMKM Dana Tunai
Menurut Sandiaga pembukaan kembali sektor ekonomi saat penerapan new normal sangat penting.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno meminta pemerintah memberikan bantuan modal usaha atau dana tunai kepada masyarakat seiring dengan penerapan tatanan hidup baru atau new normal di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Hal itu dilakukan untuk memulihkan ekonomi masyarakat yang terdampak aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) teruatama pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Dalam masa pemulihan ekonomi, yang dibutuhkan masyarakat adalah dana tunai, Cash is king. Bagaimana masyarakat mendapatkan bantuan likuiditas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan membuka kembali usaha yang sempat tutup,” kata Sandiaga di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Baca: Dyandra: Pameran Waralaba IFRA Akan Dihelat dengan Protokol New Normal
Menurut Sandiaga pembukaan kembali sektor ekonomi saat penerapan new normal sangat penting. Terlebih menurut sumber terpercaya sekira 5 juta orang saat ini sudah kehilangan pekerjaan dan itu mayoritasnya UMKM.
Penerapan new normal itu kata dia, harus mengutamakan UMKM dan masyarakat yang berusaha di pasar-pasar tradisional karena mereka sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Baca: New Normal, Protokol Kesehatan Olahraga Baru Bisa Diberikan Pekan Depan
“Karena UMKM menciptakan 97 persen lapangan pekerjaan dan sumber ekonomi sebesar 60 persen,” ujar Sandi.
Salah satu solusi yang harus dilakukan pemerintah adalah bekerjasama dengan perbankan untuk menyediakan permodalan kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Tanpa jaminan pemerintah, mereka sangat kesulitan mendapatkan modal dari perbankan karena banyaknya persyaratan administrasi.
“Kesulitan akses pada permodalan harus segera disolusikan. Pemerintah harus bekerja sama dengan sektor perbankan dalam menyediakan pinjaman modal kerja kepada pelaku UMKM dengan jaminan dari pemerintah,” ujar Sandi
Meski demikian, Sandi mengakui penerapan new normal dan pembukaan kembali ekonomi dapat memicu peningkatan jumlah korban tertular Covid-19. Masyarakat diminta untuk memastikan bahwa tetap disiplin dan mengikuti himbauan pemerintah.
“Tetap saja ini beresiko dan ini dilema dalam hal politik baik bagi pemerintah pusat atau pemerintah daerah,” ujar Sandi.
Ia mengatakan pembukaan kembali sektor ekonomi di tengah pandemi sendiri sudah dilakukan di beberapa Negara seperti Meksiko dan Singapura, banyak Negara lainnya. Tapi saat itu dilakukan kasus covid-19 malah meningkat drastis.
“Meksiko membuka kembali tapi menentukan beberapa wilayah tetap pada zona merah. Singapura membuka kembali pada awal bulan Mei lalu melihat jumlah kasus meningkat lagi,” kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Baca: Ketua Umum HIPMI Berharap UMKM Jadi Prioritas Perhatian Pemerintah
Oleh karena itu, Penggagas Rumah Siap Kerja ini mendorong pemerintah untuk memastikan strategi yang tepat menghadapi new normal agar ekonomi tetap bisa berjalan dan kasus corona tidak meningkat seperti di Negara lain.
“Saya rasa kita harus menggunakan strategi yang lebih tepat lagi dalam hal kapan dan bagaimana kehidupan keseharian yang bisa kembali normal. Pastinya bagian yang tingkat resiko kesehatan publik terendah yang memberikan dampak terbesar untuk perekonomian, artinya usaha kecil menengah pasar tradisional bukan mal,” tukasnya.