27 Ton Ikan Diekspor ke China, Teten Masduki: Kick off untuk Mulai Reaktifasi Kegiatan Ekonomi
Memasuki Era New Normal, secara bertahap percepatan pemulihan UKM mulai berjalan.Kick off ekspor perdana ikan tenggiri dan ikan layur ke China.
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masa pandemi Covid-19 seluruh negara di dunia mengalami perlambatan ekonomi, termasuk Indonesia.
Namun kini memasuki Era New Normal, secara bertahap percepatan pemulihan UKM mulai berjalan.
Kick off ekspor perdana ikan tenggiri dan ikan layur ke negara Cina.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, kick off ekspor 27 ton ikan tenggiri dan ikan layur ke China ini merupakan reaktifasi kegiatan ekonomi.
Menurutnya, kerja sama ekspor tersebut dilakukan oleh Grup PT Anugerah Tangkas Transportindi (ATT) melalui Andalan Ekspor Indonesia (AeXI) Hub.
“Ini adalah kick off untuk mulai reaktifasi kegiatan ekonomi, terutama untuk ekspor. Hari ini PT ATT dengan AeXI Hub ekspor untuk UMKM sudah kerja sama dengan Rumah Perubahan mengkonsolidasi produk nelayan dari berbagai daerah; diaspora yang mencarikan market di China. Ini adalah kolaborasi yang bagus dan memang untuk mendorong ekspor UMKM,” ungkap Teten Masduki usai melakukan pelepasan Ekspor Hasil UKM Nelayan menuju Donguan China, di Slin Komira, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (13/6/2020) kemarin.
Baca: Komisi XI DPR Minta Pemerintah Berikan Stimulus Ekonomi ke UMKM
Baca: Bantah Curi Resep I Am Geprek Bensu, Jordi Onsu: Saya Aduk Ayamnya Sendiri
Teten mengakui, UMKM tidak bisa sendirian dalam melakukan ekspor, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan banyak pihak, agar semakin tumbuh dan berkembang.
Apalagi menurutnya, pemerintah kini tengah menggenjot ekspor produk UMKM. Ditargetkan tahun ini sebesar 14 persen dan akan meningkat 2 kali lipat di tahun 2024.
Ia mengakui, potensi perikanan di Indonesia melimpah, dengan hasil produk sektor perikanan, 96 persennya adalah UMKM.
Sementara market pasar di China yang bagus harus dimanfaatkan untuk bisa menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
“Ini sekarang lagi digenjot oleh pemerintah; kemarin tertunda dulu karena pandemi Covid-19. Target kita saat ini 14 persen, dan di 2024 ditargetkan 2 kali lipatnya. Kita sudah bisa mulai mengkonsolidasi hasil nelayan, sektor perikanan 96 persan hasil dari UMKM. Kita punya potensi ikan yang begitu besar, sehingga ekspor kita hari ini ke China, yang marketnya begitu besar, sudah tepat,” jelas Teten Masduki.
Kemenkop dan UKM diakui Teten Masduki akan terus menjalin kerjasama dengan diaspora di berbagai negara, untuk mempromosikan dan memasarkan produk UMKM melalui Business to Business dan Business to Customer. Sementara dari pihak AeXI, akan membantu edukasi, kurasi dan inkubasi produk, agar memiliki kualitas ekspor.
Teten Masduki juga mengakui adanya empat komoditi ekspor yang tidak berhenti di tengah pandemi, yaitu ikan, arang batok kelapa, rempah-rempah dan buah. Keempat komoditi tersebut, menurutnya, melibatkan banyak UMKM.
“Kita ingin kerja sama terus untuk mendorong UMKM semakin banyak dan terus tumbuh. Dari pengalaman banyak negara dan studi oleh UI, UMKM yang bisa tumbuh dan berkembang itu adalah yang bermitra dengan usaha besar. Sayangnya, di kita baru 5 persen yang sudah terhubung dengan usaha besar,” tuturnya.