PJB Kelola Pembangkit Listrik dengan Biaya Kompetitif
dengan Re-Forge, model bisnis pengelolaan unit pembangkit menjadi lebih terpusat dan tidak ada redundansi proses.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) memiliki pilot project pertama yang mengkostumisasi pengelolaan pembangkit dengan biaya pokok yang lebih kompetitif melalui Reliable And Efficient Powerplant Management (Re-Forge) untuk pembangkit di bawah 50 mega watt (MW).
Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara menyampaikan, dengan Re-Forge, model bisnis pengelolaan unit pembangkit menjadi lebih terpusat dan tidak ada redundansi proses.
Selain itu, analisis akan dilakukan secara terpusat oleh para expertise di bidang pembangkit, sehingga analisis pun menjadi lebih akurat.
"PJB menjadi yang pertama di Indonesia untuk menjawab tantangan tersebut melalui Re-Forge. Sebuah konsep kustomisasi pengelolaan pembangkit untuk unit pembangkit dengan kapasitas yang relatif kecil dibawah 50 MW yang menjadi bagian dari standardisasi produk 2.0," ujar Iwan melalui siaran tertulisnya, Senin (15/6/2020).
Kehadiran konsep kustomisasi Re-Forge, kata Iwan, akan memberikan keunggulan bagi unit pembangkit PT PJB maupun pembangkit-pembangkit dari produsen listrik swasta atau IPP lainnya.
Menurutnya, selain mengefisiensikan proses bisnis yang kompleks, Re-Forge juga dapat mengoptimalkan kapabilitas SDM dan menyederhanakan pola komunikasi antara PJB, PJB Services selaku anak perusahaan yang mengelola unit jasa operation dan maintenance, dan unit pembangkit menjadi lebih sederhana.
Iwan menambahkan, Re-Forge tidak hanya menjadi jawaban terhadap tantangan yang ada, namun juga menjadi salah satu cara dalam menyelaraskan program dengan Strategic Inisiative Grand Strategy PT PJB yang akan diangkat selama lima tahun ke depan.
"Dimana salah satunya merujuk pada rencana implementasi digitalisasi monitoring dan evaluasi untuk semua pembangkit PT PJB dan IPP," pungkasnya.