Faisal Basri: Siap-siap, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 3,9 Persen
Faisal basri memprediksi skenario pertama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah minus 2,8 persen tahun ini,
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyampaikan skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus akibat pandemi corona atau Covid-19.
Faisal memprediksi skenario pertama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah minus 2,8 persen tahun ini, kemudian skenario kedua yakni terburuk hingga minus 3,9 persen.
Baca: Komisi XI DPR: Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Masih Terlalu Tinggi
Baca: PKS Minta Pemerintah Tetapkan Target Pertumbuhan Ekonomi Secara Kredibel dan Konsisten
"Skenario kedua minus 3,9 persen. Nah, jadi kita harus siap-siap untuk menghadapi kondisi terburuk ekonomi Indonesia merosot atau kontraksi 3,9 persen," ujarnya saat webinar, Selasa (16/6/2020).
Sedangkan, lanjutnya, realisasi pertumbuhan ekonomi negara maju sudah tercatat minus duluan pada kuartal I 2020, di antaranya Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa.
"Sampai kuartal I, Amerika minus 4,8 persen. Kalau negara-negara Eropa kenyataannya minus 14,4 persen," kata Faisal.
Sementara itu, China pada kuartal 1 ini juga tidak kalah tajam penurunan ekonominya yakni minus 6,8 dengan kemungkinan keseluruhan tahun ini diprediksikan minus 2,6 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi negara-negara itu menurutnya akibat dari pandemi ini menyebabkan kendaraan transportasi tidak berjalan normal.
"Pesawat tidak jalan, permintaan minyak merosot sampai akhirnya harga minyak untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah, minyak West Texas intermediate harganya minus. Jadi kalau kita pesan kita dikasih uang, kemudian harga batu bara dan minyak juga mengalami kemerosotan cukup dalam, ini 2 komoditas andalan ekspor kita," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.