Adaptasi Perusahaan Hadapi New Normal, Jualan Daring Hingga Physical Distancing
Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air membuat semua kalangan melakukan adaptasi baru dalam kehidupan era 'New Normal'.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air membuat semua kalangan melakukan adaptasi baru dalam kehidupan era 'New Normal'.
Hal itu juga yang dilakukan perusahaan.
Demi berputarnya roda perekonomian di kehidupan normal baru mereka siap menjalankan pengelolaan kegiatan dengan cara baru, tentunya dengan tetap mengedepankan pelaksanaan protokol-protokol kesehatan serta kesiagaan dengan kedisiplinan yang tinggi.
Perusahaan alat bantu kesehatan LiveWell Global misalnya membuat strategi baru dalam menghadapi new normal.
Menurut Co -Founder LiveWell Global, Leonardo Wiesan, perusahaannya mengutamakan proses bisnis melalui daring (online), sehingga member dengan mudah tetap dapat menjalankan bisnis walaupun dengan menerapkan aturan protokol pencegahan Covid-19 dan physical distancing.
“Semua transaksi kami lakukan secara daring, begitupun dengan metode pemasaran, serta pelatihan bisnis dan seminar kesehatan untuk member kami” kata Leo dalam pernyataannya kepada Tribun, Sabtu(20/6/2020).
Leo mengatakan sebetulnya LiveWell Global yang berdiri sejak tahun 2016, sudah menerapkan penjualan daring sejak tiga tahun lalu.
Sehingga, lanjut Leo, para member tidak lagi canggung dalam menghadapi new normal ini.
Selain itu, LiveWell Global juga fokus memasarkan produk yang sesuai dengan kondisi saat ini.
“Seperti kita ketahui, banyak industri yang lesu akibat pandemi. PHK terjadi dimana-mana. Untuk itu, produk alat bantu kesehatan bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan dalam kondisi new normal seperti ini. Apalagi semua orang saat ini sudah melek akan kesehatan. Mayoritas mereka melakukan pencegahan sebelum mengobati,” tuturnya.
Leo mengatakan, salah satu produk yang menjadi unggulan di tengah new normal adalah Hydro-Gen Fontaine PEM and Inhaler, generator air portabel untuk menghasilkan air hidrogen.
Produk dari Korea Selatan yang dapat menghasilkan kadar hidrogen tinggi mencapai 1500 part per billion ini, menurut Leo sangat diminati masyarakat karena khasiat air hidrogen sudah diteliti oleh ribuan jurnal kesehatan dunia.
Bahkan beberapa bulan lalu di China, inhalasi gas hidrogen menjadi pembicaraan beberapa peneliti dunia dalam metode perawatan membantu penyembuhan pasien pandemi COVID-19.
“Hal ini diketahui dari pernyataan seorang pakar farmasi di sebuah situs jurnal penelitan www.researchgate.net tanggal 3 Maret 2020,” katanya.
Situs penelitian tersebut menampilkan diskusi para peneliti dari berbagai negara yang membahas potensi hidrogen untuk membantu pengobatan Covid-19 yang dinilai murah dan efektif.
Leo berharap, daya beli masyarakat kembali bangkit di era new normal ini.
“Saya percaya, ketika kita semua sudah menerapkan protokol kesehatan, bisnis akan menggeliat lagi,” tutupnya.(Willy Widianto)