JK Sebut Pertamina Langsung Bangkrut jika Turunkan Harga BBM Saat Pandemi
JK menjelaskan, harga minyak sebelum pandemi di level 70 sampai 80 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, tapi sekarang anjlok ke 30-an dolar AS
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, satu diantara dampak dari kondisi pandemi Covid-19 saat ini, adalah harga minyak dunia turun karena pemakaian berkurang.
JK menjelaskan, harga minyak sebelum pandemi di level 70 sampai 80 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, tapi sekarang anjlok ke 30-an dolar AS.
"Artinya bensin di dunia ini murah. Akhirnya, mobil listrik kalau harga BBM murah, tidak bisa bersaing," ujarnya saat webinar, kemarin malam.
Baca: Banyak Pencapaian Positif di 2019, Pertamina Catat Laba Bersih USD2,53 Miliar
Menurut JK, hal tersebut juga merugikan bagi PT Pertamina sebagai pemasok BBM karena tidak bisa serta-merta menurunkan harga kendati minyak dunia di level rendah.
"Kalau harga BBM diturunkan, langsung Pertamina bangkrut karena Pertamina kan memberikan subsidi. Sekarang sudah turun, tapi penjualan juga turun," katanya.
Baca: Sepanjang 2019, Pertamina Raup Laba Bersih Rp 35,8 Triliun
Penurunan konsumsi BBM tersebut dinilanya karena masyarakat dilarang banyak berpergian saat pandemi, sehingga penggunaan kendaraan berkurang.
"Jadi, penjualan Pertamina turun 30 sampai 40 persen, akibatnya kalau harga BBM diturunkan, double dia kena. Sedangkan, ongkos operasional Pertamina tidak banyak turun, tapi harga bbm Pertamina tidak terlalu tinggi juga," pungkasnya.