Beradaptasi dengan Pandemi, Tunas Ridean Sesuaikan Capex Tahun 2020 Jadi Rp 476 Miliar
Dengan proyeksi investasi barang modal tahun ini senilai Rp 476 miliar, manajemen Tunas Grup berusaha menjaga kesinambungan bisnis rental dan otomotif
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperoleh tekanan sejak awal tahun, PT Tunas Ridean Tbk (Grup Tunas Ridean) tetap optimis dapat menghadapi pandemi Covid-19 melalui strategi ekspansi bisnis.
Dengan proyeksi investasi barang modal tahun ini senilai Rp 476 miliar, manajemen Tunas Grup berusaha menjaga kesinambungan bisnis rental dan otomotif.
"Akibat PSBB, kantor pusat tidak beroperasi sehingga ekspansi capex (capital expenditure/belanja modal) tahun ini kami sesuaikan dengan menurunkan hingga 16 persen," kata Rico Adisurja Setiawan - Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk dalam paparan publik virtual, Kamis (25/6/2020).
Tunas juga melakukan investasi barang modal atau capex senilai Rp 476 miliar itu antara lain untuk mendukung bisnis kendaraan rental senilai Rp344 miliar.Sedangkan sisanya sebesar Rp132 miliar untuk pembiayaan otomotif.
"Jika membandingkan dengan realisasi tahun 2019, proyeksi belanja modal ini lebih rendah atau menurun hingga 16 persen dari capex 2019 yang sebesar Rp568 miliar," katanya.
Baca: Analis: Maraknya Kasus Gagal Bayar Jadi Momentum Bersih-Bersih Pasar Modal
Dampak pandemi Covid 19 ke bisnis Tunas Grup yang mulai terasa di kuartal pertama tahun 2020
Soal investasi digital, Rico menjelaskan selama masa PSBB Tunas Grup gencar melakukan penjualan secara online. "Selama April dan Mei kami perkuat penjualan online, kerjasama dengan Tokopedia, sosialisasi medsos melalui Facebook dan Instagram. Hasilnya cukup baik. Sekitar 20-30 persen penjualan bulan Mei diperoleh dari digital," jelas Rico.
Baca: Moneytory, Fitur Baru untuk Atur Cash Flow yang Lebih Simpel di Platform Jenius
Kendati demikian, sesuai target revisi Gaikindo untuk penjualan 2020 turun 40% menjadi 600 ribu unit untuk mobil, dan 4 juta unit kendaraan motor, maka Grup Tunas akan menjaga market share dari target tersebut.
"Kami berharap situasi segera membaik. Juni kami sudah membuka kembali showroom dan workshop, juga bengkel. Antrian konsumen mulai panjang di bengkel, dan juga permintaan mobil baru mulai naik lagi," ungkap Rico.
Rico lebih lanjut menyebutkan, Grup Tunas masih mencatat pendapatan bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2020 sebesar Rp3,2 triliun atau turun 11% dari tahun sebelumnya.
"Dampaknya ke penurunan laba 22%, atau sebesar Rp125,0 miliar. Laba per saham juga turun menjadi Rp 22," sebutnya.
Rico menjelaskan, penurunan laba tersebut disumbang oleh penurunan penjualan bisnis otomotif hinga 17% menjadi Rp 79,3 miliar di awal tahun 2020 karena pandemi Covid-19, intensitas persaingan serta akibat banjir di awal tahun 2020.
Dia menyebutkan, pasar mobil nasional turun 7% menjadi 237.000 unit, sementara penjualan mobil baru Grup turun 16% menjadi 10.758 unit. Demikian juga pasar nasional perdagangan motor turun 7% pada kuartal pertama tahun ini menjadi 1,6 juta unit.