BNI: 50 Ribu Agen46 Terima Transaksi Lewat LinkAja
supaya sistem pembayaran digital bisa diterima secara luas diperlukan sebuah ekosistem.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Teknologi Informasi dan Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk YB Hariantono mengatakan pola transaksi masyarakat berubah secara signifikan ke digital dampak dari pandemi Covid-19.
“Kegiatan ekonomi yang awalnya secara fisik kini berubah menjadi digital. Ini tidak lepas dari sistem pembayaran yang shifting ke digital," Hariantono saat diskusi daring yang dihelat LinkAja, Rabu (15/7/2020).
Baca: LinkAja Komitmen Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Digital di Kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru
Menurutnya, supaya sistem pembayaran digital bisa diterima secara luas diperlukan sebuah ekosistem.
Hariantono menegaskan BNI memandang sinergi dengan LinkAja sangat dibutuhkan dalam membangun ekosistem pembayaran yang berbasis QR Code atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Sinergi yang dilakukan BNI dan LinkAja ini memungkinkan para Agen46 menerima transaksi LinkAja.
“Dari 160 ribu Agen46 kira-kira 50 ribu Agen46 bisa terima transaksi LinkAja. Ini akan terus diperluas sehingga sistem pembayaran ini menjadi interoperable sistem pembayaran sekaligus mempercepat akselerasi pembayaran digital,” urai Hariantono.
Dia meyakini apabila sinergi ini berlanjut, bukan tidak mungkin meningkatkan inklusi keuangan dan mendongkrak cashless.
Direktur Marketing PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) Edward Kilian Suwignyo mengatakan pihaknya siap mengembangkan ekosistem dan percepatan digitalisasi di berbagai macam sektor industri.
"Kami berharap dapat membantu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," kata Edward.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan jumlah merchant yang mengimplementasikan QR Code Indonesian Standard (QRIS) terus meningkat.
Data yang disampaikan per 12 Juni 2020 sudah mencapai 3,64 juta merchant atau 87,2 persen merchant menggunakan QRIS sebagai proses transaksi lebih mudah.
"Dari 3,64 juta merchant di antaranya merupakan kategori usaha mikro sebesar 2.529.481 merchant dan usaha kecil 6.45.925 merchant. Covid-19 ini memang momentum kita mendigitalisasi seluruhnya," kata Perry dalam webinar Transaksi Sehat Menggunakan QRIS, Rabu (24/6/2020).
Perry menyampaikan QRIS juga dipersiapkan sebagai alat pembayaran yang aman untuk diterapkan pada merchant sektor pariwisata yang akan segera dibuka di masa new normal.
"Catatan kami ada 23.189 merchant pariwisata," tambahnya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan dampak positif di dalam akselerasi adopsi digital di tanah air, terutamanya lagi di sektor e-commerce.
Potensi besar digital bagi masyarakat Indonesia terlihat dari adanya shifting perilaku belanja yakni transaksi e-tailing dan e-groceries serta penggunaan digital payment.
“Porsi transaksi B2C yang semakin meningkat di e-commerce terutama didorong oleh bergesernya model bisnis fast moving consumer goods (FMCG), misalnya unilever, P&G, ke direct selling melalui e-commerce selama masa pandemi," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.