Prediksi Ekonom Rizal Ramli: Pandemi Covid-19 Akan Bertahan di Indonesia dalam Waktu Lama
Saat ini untuk puncak gelombang pertama Covid-19 masih belum terjadi. Nantinya bisa saja muncul gelombang dua dan menjadi berkepanjangan.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli menilai pandemi virus corona atau Covid-19 ini akan ada di Indonesia dalam waktu yang lama.
Dia mengatakan, saat ini untuk puncak gelombang pertama saja masih belum terjadi. Nantinya bisa saja muncul gelombang dua dan menjadi berkepanjangan.
Rizal Ramli pun menyebutkan, seharusnya Indonesia dapat mengatasi virus ini dengan cepat jika awal kehadiran Covid-19 direspons cepat.
"Kita harus lihat Vietnam, sampai saat ini menjadi negara yang tidak teralalu terdampak Covid-19. Karena cepat tanggap," ucap Rizal Ramli dalam diskusi online, Kamis (16/7/2020).
Kemudian ia juga menyinggung, soal bagaimana reaksi para pejabat pemerintah saat awal-awal kasus COVID-19 masuk ke Indonesia.
Baca: Infeksi Covid-19 Jawa Timur Masih Tinggi, Menteri Muhadjir Tingkat Kesulitan Penanganannya Kompleks!
"Ketika itu, banyak dari mereka yang sibuk membantah atau menyebut bahwa orang Indonesia tidak akan kena. Argumen yang pada dasarnya bohong. Sangat berbahaya sekali," kata Rizal.
Rizal juga membahas soal sikap takut petinggi negara untuk mengambil kebijakan lockdown, Padahal ia menyatakat Indonesia mampu jika harus menempuh langkah tersebut.
Baca: Gubernur Anies: Sepekan Saja Pemakaian Tempat Tidur Pasien Covid-19 Melonjak 11 Persen
"Sebetulnya uangnya ada, 200 triliun, 300 triliun, ngasih makan rakyat. Uangnya ada dengan syarat semua proyek lain dihentikan dulu," ucap Rizal.
Rizal mengakui jika lockdown diterapkan selama dua minggu sampai satu bulan, ongkos finansialnya memang besar. Tapi dalam waktu sebulan itu, penyebaran Covid-19 akan selesai.
Sebagai informasi, menurut data pada Kamis, 16 Juli 2020, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia menembus angka 81.668 orang. Kemudian mereka yang sembuh 40.345 orang, dan yang meninggal 3.873 orang.