Kasus Proyek Fiktif, Menteri Erick Thohir Sudah Ingatkan Perihal Kursi Panas Bos BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah pernah mengingatkan perihal kursi panas di pucuk pimpinan perusahaan negara.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menetapkan tiga tersangka baru kasus dugaan korupsi proyek fiktif di BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2009-2015.
Ketiga tersangka tersebut di antaranya mantan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Desi Arryani (DS), Dirut PT Waskita Beton Precast, Jarot Subana (JS), serta Wakil Kadiv II PT Waskita Karya, Fakih Usman (FU).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah pernah mengingatkan perihal kursi panas di pucuk pimpinan perusahaan negara.
Baca: KPK Tahan 5 Tersangka Kasus Korupsi 14 Proyek Fiktif Waskita Karya
Baca: Profil Jarot Subana, Dirut Waskita Beton Precast yang Dijemput Paksa KPK Siang Tadi
Hal itu dia sampaikan saat peluncuran logo baru Kementerian BUMN yang dihelat di halaman kantor, hampir seluruh direksi BUMN dari berbagai klaster dijemur di tengah matahari sore.
Erick mengatakan peluncuran logo ini sengaja dilakukan di tempat itu demi menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Baca: Ramalan Said Didu soal BUMN Karya Bakal Meledak di Pertengahan Tahun Kejadian
"Bagusnya protokol covid-19 ya jemuran seperti ini supaya sehat," ucap Erick saat peluncuran secara virtual pada 1 Juli 2020.
Mantan Ketua INASGOC tersebut itu mengingatkan bahwa panas sinar matahari ibarat ujian bagi para bos BUMN yang menempati kursi panas.
"Ini bagian dari tes karena para pemimpin di BUMN itu kursinya panas. Kalau panas-panas begini bagian juga pembangunan kultur supaya kuat, jadi biasa. Yang penting lurus saja kerja," katanya.
Pernyataan kursi panas Erick diperkuat dengan bukti sudah ada 53 kasus korupsi yang melibatkan perusahaan BUMN di tahun ini.
Erick mengungkapkan penyebab persoalan korupsi di BUMN ini kian marak akibat campur aduk antara penugasan pemerintah dan bisnis.
"Jadi ada peran ganda, BUMN perusahaan yang seharusnya mengelola bisnis tapi di sisi lain harus menjadi pelaksana penugasan pemerintah," katanya.
Untuk memecahkan persoalan ini, Erick menyebut akan akan membagi peran BUMN dalam tiga jenis di antaranya BUMN yang murni berfungsi ekonomi, BUMN yang fokus pelayanan publik, serta ada yang menjalankan keduanya.
“Telkomsel itu pure nilai ekonomi, bersaing tanpa suntikan dari pemerintah. Kemudian ada yang padamu negeri seperti Pupuk Indonesia, dia full disubsidi, sama seperti PLN subsidi besar. Dan yang mix itu seperti BRI,” ujarnya.
Kepada Tribunnews.com, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menerangkan BUMN sedang gencar melakukan transformasi supaya bisa menghadapi perkembangan-perkembangan dunia.
"Kami harapkan semua pihak bersiap-siap bertransformasi supaya BUMN akan semakin baik, karena transformasi ini yang dituntut oleh masyarakat," kata Arya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.