Turki Temukan Gas Alam Terbesar dalam Sejarah, Hindari Ketergantungan Impor dari Rusia dan Iran
Penemuan gas itu terletak di perairan sedalam 2.100 meter dengan pengeboran hingga 1.400 meter di bawah dasar laut.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Turki mengumumkan penemuan gas alam terbesarnya di Laut Hitam mencapai 320 miliar meter kubik (11,3 triliun kaki kubik), yang menurut Presiden Tayyip Erdogan, adalah bagian dari cadangan yang lebih besar dan bisa beroperasi pada 2023.
Jika gas dapat diproduksi secara komersial, penemuan tersebut bisa mengubah ketergantungan Turki pada Rusia, Iran, dan Azerbaijan untuk impor energi.
Erdogan mengatakan, negaranya pada akhirnya bertekad untuk menjadi eksportir energi netto.
"Turki telah melakukan penemuan gas alam terbesar dalam sejarahnya di Laut Hitam," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi secara luas dari Istana Ottoman di Istanbul, yang dihubungkan melalui video ke kapal pengeboran di Laut Hitam Barat.
Kapal itu membuat penemuan sekitar 100 mil laut di Utara pantai Turki.
Baca: Rusia Berharap OPEC + Kurangi Pemangkasan Produksi Minyak pada Agustus 2020
"Cadangan ini sebenarnya adalah bagian dari sumber yang jauh lebih besar. Insya Allah, akan lebih banyak lagi yang datang," ujar Erdogan seperti dikutip Reuters.
"Tidak akan ada henti sampai kami menjadi eksportir netto energi".
Analis mengatakan, tidak jelas, apakah 320 miliar meter kubik yang Erdogan umumkan mengacu pada perkiraan total gas atau jumlah yang dapat diproduksi secara komersial.
Baca: Impor Minyak Mentah China dari Saudi Turun, Rusia Naik Dua Digit
Tetapi bagaimanapun, itu merupakan penemuan besar.
"Ini adalah penemuan terbesar Turki dengan selisih lebar, dan salah satu penemuan global terbesar tahun 2020," sebut Thomas Purdie, konsultan Wood Mackenzie.
Bantu hapus defisit
Setiap pengurangan impor energi Turki, yang mencapai US$ 41 miliar tahun lalu, akan meningkatkan keuangan pemerintah dan membantu meringankan defisit neraca berjalan kronis.
Defisit yang telah mendorong lira ke rekor terendah terhadap dollar Amerika Serikat.
"Kami akan menghapus defisit transaksi berjalan dari agenda negara kami," kata Menteri Keuangan Berat Albayrak yang berbicara dari geladak kapal pengeboran Fatih seperti dilansir Reuters.