Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jadi Klaster Inovasi Kemenristek/BRIN, Pelabuhan Rembang Kembangkan Kapur dan Garam

Pelabuhan Rembang Kencana telah menandatangani joint operation agreement dengan Soletanche Bachy International dari Vinci Group

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
zoom-in Jadi Klaster Inovasi Kemenristek/BRIN, Pelabuhan Rembang Kembangkan Kapur dan Garam
Istimewa
Mindo Sitorus, Ketua ABUPI Korwil Jateng yang juga merupakan Dirut Pelabuhan Rembang Kencana (PRK) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) yang mengelola Pelabuhan Rembang Terminal Sluke, yakni PT Pelabuhan Rembang Kencana telah melakukan achievement dengan keberhasilan mendapatkan calon investor dari Perancis.

Pelabuhan Rembang Kencana telah menandatangani joint operation agreement dengan Soletanche Bachy International dari Vinci Group pada Desember 2019 lalu.

"Vinci Group merupakan perusahaan konstruksi berskala internasional yang sangat berpengalaman dalam pembangunan pelabuhan,” ungkap Dirut Pelabuhan Rembang Kencana Mindo Sitorus saat Webinar The Series 2020, mengangkat tema: Ports & Terminal Partnership, Seri 3 Wilayah Jawa, belum lama ini.

Baca: Investor Perancis Bergabung, Konsesi Pengelolaan Pelabuhan Rembang Segera Direalisasikan

Baca: Kemenhub Gelar Padat Karya, Masyarakat Sekitar Pelabuhan Rembang Dilibatkan

Mindo Sitorus yang juga Ketua ABUPI Korwil Jateng ini menyebut telah menyiapkan dana sekitar Rp 1,55 triliun untuk biaya pengembangan pelabuhan Kendal dan Rembang.

Saat ini PT Pelabuhan Rembang Kencana telah mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait rencana kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengembangan Klaster Inovasi Rembang di Pelabuhan Rembang.

“Kami sangat mendukung Pelabuhan Rembang dijadikan klaster inovasi oleh Kemenristek/BRIN, mengingat Kabupaten Rembang memiliki potensi sumber daya alam berupa kapur dan garam yang belum diolah secara optimal,” jelas Mindo.

Berita Rekomendasi

Mindo tidak terima jika Indonesia masih terus bergantung dari impor kapur dan garam.

Padahal sejatinya Ibu Pertiwi memiliki kandungan sumber daya yang melimpah, khususnya di Rembang.

Kegiatan pilot project klaster inovasi di Rembang, kata dia, akan dipimpin oleh BPPT yang telah melakukan penelitian mendalam tentang pengolahan kapur dan garam sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi dalam bentuk komoditas yang siap pakai.

"Dari sini diharapkan bisa mendorong munculnya komoditas-komoditas lain sebagai output dari industri yang menggunakan kapur dan garam sebagai bahan baku atau bahan pembantu," katanya.

Mindo menegaskan keberadaan pelabuhan akan membantu meningkatkan kemudahan keluar masuk bahan baku maupun produk jadi dari industri-industri yang berkembang di Kabupaten Rembang dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya.

“Dengan demikian kami bisa berkontribusi dan membantu pemerintah menjadi bangsa yang lebih mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor kapur dan garam pada umumnya, dan membantu Pemkab Rembang dalam meningkatkan perekonomian daerahnya melalui kerja sama swasta dengan pemerintah,” katanya.

Tentu hal ini, lanjut Mindo, akan inline dan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Pidato Kenegaraan Presiden dalam penyampaikan RAPBN 2021 di Sidang Bersama DPR RI, DPD RI, Jumat (14/8/2020) lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas