Menko Airlangga Tegaskan Ekonomi Bisa Tumbuh Positif Akhir 2020
pemerintah terus melihat secara teliti perekonomian Indonesia kedepan, apakah krisis ekonomi akibat resesi itu terjadi atau tidak.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, 215 negara memasuki pertumbuhan ekonomi secara negatif akibat dampak pandemi corona atau Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jika bicara mengenai resesi maka harus diperdalam lagi kedepannya.
"Kalau kita bicara krisis ekonomi itu terjadi dari berbagai macam sebab. Risiko pandemi, krisis kesehatan bisa menjadi krisis ekonomi, tapi dimulai dengan resesi dulu," ujarnya saat menyambangi Kantor Redaksi Tribunnews, Rabu (2/9/2020).
Baca: Menko Airlangga Jelaskan Dampak PSBB Bikin Ekonomi Tidak Minus Dalam
Baca: Pariwisata Kembali Dibuka, Menko Airlangga Sebut Bali Berpengalaman Atasi Krisis
Sementara itu, kata Airlangga, pemerintah terus melihat secara teliti perekonomian Indonesia kedepan, apakah krisis ekonomi akibat resesi itu terjadi atau tidak.
Baca: Pemerintah Optimistis Krisis Covid-19 Tidak Lebih Parah Dibandingkan 1998 dan 2008
Menurutnya, perhitungan kemungkinan Indonesia resesi bisa dihitung dari kuartal ke kuartal hingga ujungnya menutup akhir 2020.
"Kita lihat bulan Desember angka pertumbuhan ekonomi kita seperti apa. Target angka pertumbuhan ekonomi kita tentu positif 0,2 persen sampai 0,25 persen," kata Airlangga.
Adapun, dia menambahkan, pada kuartal I ekonomi Indonesia masih tercatat positif 2,97 persen dan kuartal II minus 5,32 persen.
"Kalau kita lihat pada kuartal itu adalah tren trennya, apa kita terus turun, apa membaik. Kuartal pertama Indonesia masih positif dibandingkan negara lain semua sudah negatif dan pada saat kuartal II minus 5,32 persen, itu ternyata negara lain lebih dalam lagi, India minus 20 persen, Singapura minus 12,2 persen," pungkasnya.