Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rights Issue, Emiten Energi Terbarukan Ini Incar Dana Segar Rp 84,97 Miliar

Rencana rights issue tersebut akan disampaikan saat JSKY menggelar RUPSLB di kantor operasional perseroan, 24 September mendatang.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rights Issue, Emiten Energi Terbarukan Ini Incar Dana Segar Rp 84,97 Miliar
Tribunnews/Irwan Rismawan
Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTYA - PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)  akan melakukan penambahan modal perseroan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issues.

Rencana rights issue tersebut akan disampaikan saat JSKY menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor operasional perseroan di Jl Raya Cicadas, Gunung Putri, Bogor, pada 24 September 2020 mendatang.

Berdasarkan pengumuman perseroan di web Bursa Efek Indonesia (BEI), adapun agenda RUPSLB di antaranya persetujuan pembatalan right issues tahap pertama yang sebelumnya sudah disetujui RUPSLB pada 25 Juli 2019 karena telah melewati batas waktu berlaku 12 bulan dari tanggal persetujuan, dan rapat untuk memperoleh kembali persetujuan RUPSLB melaksanakan penawaran umum terbatas atau right issues tahap 2.

JSKY berencana untuk menerbitkan saham baru sebanyak 1.699.448.100 lembar dengan nilai nominal Rp 50 per lembar saham.

Baca: Asosiasi Emiten Minta Pemerintah Beri Perhatian Lebih ke Industri Pasar Modal

Dengan penawaran itu JSKY menargetkan akan mendapatkan tambahan modal sekitar Rp 84,97 miliar melalui mekanisme penawaran umum terbatas.

Rencana JSKY seluruh dana yang terhimpun akan digunakan untuk penambahan modal kerja perseroan setelah dikurangi biaya-biaya emisi.

BERITA TERKAIT

“Penambahan modal akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan,” ujar Frisky Kurniawan, Sekretaris JSKY, di Jakarta, Kamis (3/9/2020).

Right issues merupakan peluang bagi pemegang saham untuk meningkatkan kontribusi.

Apabila pemegang saham tidak menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), maka persentase kepemilikan saham secara keseluruhan diperkirakan akan terdilusi sebesar maksimum 45,54 persen.

JSKY adalah emiten fokus pada industri energi terbarukan.

Teknologi energi terbarukan saat ini sedang trend dan menjadi pasar yang prospektif di seluruh dunia.

Selain memproduksi dan memasarkan panel surya, JSKY tahun ini juga mengerjakan sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya di berbagai daerah.

Diantaranya kontrak proyek pembangkit listrik tenaga surya di Merauke, Papua, dan Sorong, Papua Barat, dengan nilai kurang lebih Rp 500 miliar.

JSKY juga telah membangun dan mengelola proyek percontohan PLTS dengan teknologi paling mutakhir di Fakultas Teknik UI dan proyek PLTS Karampuang di Sulawesi Barat.

Menurut Frisky Kurniawan, pasar retail panel surya saat ini memang agak melambat karena pengaruh dari melambatnya seluruh kinerja ekonomi dan bisnis secara global akibat pandemi Covid-19 yang belum usai.

Sedang kontrak proyek-proyek solar system tetap berjalan sesuai jadwal termasuk termasuk proyek perluasan pabrik panel surya milik JSKY di Cisalak, Jawa Barat.

“Permintaan ekspor masih tetap tinggi, sehingga perluasan tetap dilakukan,” ujar Frisky Kurniawan.

JSKT mempunyai pangsa ekspor rutin ke Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.

Menurut Frisky Kurniawan JSKY masih tetap optimis dengan target pendapatan hingga Rp 1 triliun sampai akhir tahun nanti dengan ditopang berbagai kontrak proyek solar system.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas