Pasar Properti Diyakini Bergairah, Developer Asal Jepang Lanjutkan Proyek Superblok di Jakarta Timur
Saat ini pembangunan Sakura Garden City sudah memasuki tahapan pengecoran basement 1 dan 2, pengecoran kolom lower ground dan pengecoran lantai 2.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah tren pelemahan ekonomi di hampir semua sektor bisnis akibat pandemi Covid-19, sejumlah pengembang properti tetap melanjutkan proyek properti high rise mereka.
Pengembang yakin, pasar properti di Tanah Air akan kembali bergairah di masa pandemi ini.
Seperti dilakukan pengembang PT Sayana Integra Properti. Perusahaan joint venture antara perusahaan pengembang terbesar dari Jepang, Daiwa House, sebagai penyedia dana investasi pemerintah Jepang dengan mitra lokalnya, Trivo Group, ini konsisten melanjutkan pembangunan proyek superblok Sakura Garden City di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Edward Sinanta, Chief Marketing Officer PT Sayana Integra Properti mengatakan, pembangunan proyek ini merupakan bagian dari komitmen perusahaannya menyerahkan unit apartemen ke konsumen tepat waktu.
Shu Kanazawa, Chief Operating Officer PT Sayana Integra Properti mengatakan, Daiwa House tetap berkomitmen berinvestasi di Indonesia, khususnya di proyek Sakura Garden City.
"Kami yakin kondisi pasar properti di Indonesia akan semakin membaik ke depannya dan market akan kembali bergairah," ungkap Shu Kanazawa.
Baca: Pasar Properti di Depok Masih Seksi untuk Investasi Maupun Hunian
Dia menjelaskan, saat ini pembangunan Sakura Garden City sudah memasuki tahapan pengecoran basement 1 dan 2, pengecoran kolom lower ground dan pengecoran lantai 2.
Proses pembangunan Superblock sendiri dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, pengembang akan membangun empat tower apartemen yang berisikan 2.200 unit apartemen dan 90 ruko.
Pada tahap kedua dibangun lifestyle mall dan kondominium, dilanjutkan pembangunan tahap tiga untuk proyek hunian mewah dan tahap terakhir berupa pembangunan commerciall tower dan hotel berbintang.
Shu Kanazawa menambahkan, proyek yang dibangun di atas lahan 20 ha ini secara keseluruhan proyek ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2025.
Proyek Sakura Garden City terdiri dari 12 residential tower berkapasitas 5.000 unit, ;ifestyle mall, ruko, hotel dan commercial tower.
Baca: Satgas Covid-19 Gunakan Tower 4 dan 5 Wisma Atlet untuk Isolasi Mandiri Warga Terinfeksi Corona
Proyek ini dibangun berdekatan dengan stasiun LRT serta diapit dua jalan tol, yaitu Jagorawi dan JORR.
Shu Kanazawa menjelaskan, jika infrastruktur LRT sudah mulai beroperasi, hanya membutuhkan waktu 20 menit dari superblok ini untuk menjangkau kawasan bisnis CBD Sudirman-Thamrin-Kuningan-Gatot Subroto.
Sakura Garden City memasarkan 7 tipe unit apartemen mulai dari studio (29,9m2), studio plus (36,5 m2), 1 bedroom (49,4m2), 2 bedroom (66,4 m2), 3 bedroom (92,7 m2), loft (93,6 m2) dan ruko dengan 2 sampai 3 lantai dengan lebar minimal 6m2 dengan harga mulai dari Rp 600 juta-an.
Shu Kanazawa juga juga menyebutkan, pihaknya menggunakan material terbaik untuk proyek Sakura Garden City ini. Seperti lift yang dipasok oleh Mitsubishi Electric, AC dari Daikin, kaca dari Asahimas, aluminum frame dari YKK, dan sanitary dari Toto yang seluruhnya merupakan produsen asal Jepang.
“Kami juga menggunakan metodologi pemeliharaan dan pengelolaan gedung yang bekerjasama langsung dengan anak perusahaan kami Daiwa Life Next. Kami menggunakan keahlian dan pengalaman beserta prosedur yang diterapkan di Jepang, sehingga nilai aset pada Sakura Garden City akan terus meningkat,” kata dia.
Proses konstruksi tahap pertama proyek superblok Sakura Garden City dipercayakan kepada PT Total Bangun Persada sebagai main contractor dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, termasuk untuk aktivitas pemasarannya.