Efisiensi di Proyek Pipa Minyak Rokan Dinilai Jadi Momentum Penguatan Bisnis PGAS
Keberhasilan PGN memangkas biaya proyek pipa Rokan dinilai sebagai bukti bahwa ruang efisiensi di proyek infrastruktur migas masih terbuka lebar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dimulainya pembangunan proyek pipa minyak menuju wilayah kerja Rokan diharapkan menjadi momentum bagi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk meningkatkan efisiensi di proyek-proyek infrastruktur lainnya.
Keberhasilan PGN memangkas biaya proyek pipa Rokan hingga senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dinilai sebagai bukti bahwa ruang efisiensi di proyek infrastruktur migas masih terbuka lebar.
"Kemampuan PGN untuk memangkas biaya pembangunan infrastruktur pipa ke blok Rokan adalah prestasi luarbiasa dan bisa memperkuat bisnis perseroan. Selama ini kita belum pernah mendengar pembangunan infrastruktur pipa bisa dihemat hingga sebesar itu," ujar Fendi Susiyanto, analis Finvesol Consulting Indonesia dalam keterangannya, Selasa (15/9).
Baca: Pertamina Maksimal Jalankan Tahapan Transisi Blok Rokan
Baca: Pengadaan Material Pipa untuk Blok Rokan, Pertagas Gandeng Krakatau Steel
Suko Hartono, Direktur Utama PGN mengungkapkan bahwa biaya pembangunan proyek pipa minyak ke blok Rokan berhasil dipangkas dari semula USD 450 juta menjadi US$ 300 juta. Efisiensi biaya ini diperoleh dari optimasi dari tahapan penetapan Final Investment Decision (FID) dan proses procurement.
"Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien ditengah tantangan ekonomi global dan pandemi," jelas Suko melalui keterangan resmi Senin (14/9).
Pada pekan lalu (9/9), PT Pertagas, anak usaha PGN, telah memulai pembangunan pipa minyak sepanjang kurang lebih 360 kilometer dengan diameter 4-24 inch.
Proyek yang ditargetkan rampung pada tahun 2021 melalui 5 Kabupaten di Riau yaitu Kabupaten Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir. First welding (pengelasan perdana) telah dilakukan di Kelurahan Kandis Kota, Kandis, Kabupaten Siak.
Sebelumnya di tahun 2018 kementerian ESDM memutuskan Pertamina sebagai pengelola blok Rokan setelah memenangkan tender dengan CPI. Dalam penawarannya Pertamina setuju untuk membayar biaya bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar US$ 784 juta atau setara Rp 11,3 triliun dan komitmen kerja pasti senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun.
Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan tersebut juga menandai berakhirnya pengelolaan Chevron di Rokan selama lebih dari setengah abad.
Dalam proyek ini PGN juga bersinergi dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dalam pengadaan material Pipa Minyak Blok Rokan. Hal ini merupakan manfaat nyata efisiensi penggunaan gas bumi bagi pemanfaatan produk TKDN yang bisa menghemat biaya pengadaan material sebesar 16%.
Upaya efisiensi dan kolaboratif lainnya dilakukan dengan menggandeng SDM lokal agar bisa menggerakkan potensi daerah dan menciptakan multiplier effect ekonomi bagi wilayah dan masyarakat sekitar.
"Transfer knowledge merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan SDM dan tentunya penguasaan aspek pemahaman teknologi maupun komersial dalam pembangunan proyek bagi anak bangsa, sehingga pelaksanaan proyek bisa berjalan intensif namun tetap efektif,” jelas Suko.
Fendi menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19 ini konsumsi energi cenderung menurun, termasuk gas bumi. Meski demikian, sebagai pionir pembangunan infrastruktur pipa, PGN bisa mengoptimalkan meningkatnya kebutuhan energi di masa depan dengan membangun proyek-proyek infrastruktur yang lebih efisien. Apalagi sebagai bagian dari PT Pertamina, PGN memiliki potensi pasar yang riil dan besar.
"Sinergi dengan Pertamina seperti yang dilakukan dengan membangun pipa ke Rokan bukti adanya peluang itu. Jika efisiensi bisa dilakukan di proyek-proyek lain tentunya akan memberikan value besar bagi bisnis PGN di masa depan" jelas Fendi.
Saat ini PGN juga dalam proses pembangunan sejumlah proyek gasifikasi kilang Pertamina yang saat ini menggunakan BBM maupun LPG. Proyek tersebut meliputi lima lokasi kilang, yaitu program RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI, dan GRR Tuban.
Diharapkan pembangunan proyek-proyek tersebut dapat dilakukan lebih efisien guna memperkuat fundamental bisnis PGN dalam jangka panjang.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Efisiensi di proyek pipa minyak Rokan momentum penguatan bisnis PGN
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.