Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pendapatan Negara Masih Terkontraksi oleh Pandemi Covid-19

Realisasi pendapatan negara dan hibah sampai akhir Agustus 2020 mencapai Rp 1.034,14 triliun atau baru mencapai 60,83 persen dari target.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pendapatan Negara Masih Terkontraksi oleh Pandemi Covid-19
TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Realisasi pendapatan negara dan hibah sampai akhir Agustus 2020 mencapai Rp 1.034,14 triliun atau baru mencapai 60,83 persen dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar negatif 13,11 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

"Secara detil, realisasi pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai Rp 798,1 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 232,07 triliun. Sementara, realisasi hibah mencapai Rp 3,97 triliun," ujarnya, Selasa (22/9/2020).

Adapun pertumbuhan pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan PNBP juga mengalami kontraksi berturut-turut sebesar negatif 13,39 persen dan negatif 13,48 persen yoy.

Baca: Defisit APBN Melonjak, Pembiayaan Anggaran dari Utang Melesat 131 Persen

Komponen pendapatan negara dari perpajakan dan PNBP masing-masing capaian realisasinya terhadap APBN Perpres Nomot 72 Tahun 2020 tercatat mencapai 56,82 persen dan 78,90 persen.

Secara lebih detil, realisasi penerimaan perpajakan yang berasal dari penerimaan pajak telah mencapai 56,47 persen terhadap target.

Baca: Selain Resesi Ekonomi, Faisal Basri Tegaskan RI Harus Antisipasi Defisit Energi

BERITA REKOMENDASI

"Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari hingga Agustus 2020. Disebabkan oleh perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, kecuali PPh OP yang masih tumbuh tipis sebesar 2,46 persen yoy," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi penerimaan perpajakan dari kepabeanan dan cukai telah mencapai 58,91 persen terhadap target atau tumbuh melambat sebesar 1,83 persen yoy.

Baca: Defisit APBN Tembus Rp 330,17 Triliun Hingga Juli 2020

"Penerimaan cukai didorong HT yang tumbuh 4,93 persen yoy akibat limpahan penerimaan tahun sebelumnya (efek PMK-57). Sementara, penerimaan bea masuk (BM) dan bea keluar (BK) tertekan masing-masing minus 9,55 persen dan minus 6,94 persen yoy, terdampak pelemahan perdagangan internasional maupun aktivitas ekonomi nasional," kata Sri Mulyani.


Terakhir, dia menambahkan, realisasi PNBP sampai dengan akhir Agustus 2020 mencapai Rp 232,07 triliun atau 78,9 persen terhadap target atau lebih rendah 13,5 persen yoy.

"Namun realisasi PNBP dari pendapatan BLU sampai dengan akhir Agustus 2020 masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 36,5 persen yoy, terutama berasal dari pendapatan dana perkebunan kelapa sawit dan peningkatan pendapatan pengelolaan dana pengembangan pendidikan nasional," pungkasnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas