Gubernur Lemhanas Bilang, Ledakan 12 Juta Pengangguran Baru Akibat Covid-19 Tidak Akan Terjadi
Data Bappenas per 28 Juli 2020 menyebutkan, angka pengangguran akibat Covid-19 telah mencapai 3,7 juta.
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyatakan, angka pesimistis jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19 yang diprediksi akan mencapai 12 juta tidak akan terjadi di Indonesia.
Dia mengatakan, Pemerintah saat ini berupaya maksimal mencari solusi mengatasi kemungkinan terburuk terkait jumlah pengangguran itu.
"Itu tidak mungkin terjadi, proses kebijakan tetap dilakukan oleh pemerintah untuk mencari solusi mengatasi tantangan tersebut," kata dia dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews.com di kantornya, Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Ketahanan Nasional di bidang ekonomi menjadi salah satu isu paling krusial di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini. Hal ini tak lain dipengaruhi besarnya peningkatan jumlah pengangguran akibat situasi pandemi Covid-19.
Data Bappenas per 28 Juli 2020 menyebutkan, angka pengangguran akibat Covid-19 telah mencapai 3,7 juta. Diprediksi, jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19 akan menjadi 5,5 juta pada 2021 mendatang.
Baca: KSPI Sebut Jumlah Pengangguran Meningkat Saat Pandemi Covid-19: PHK Tak Lagi Sesuatu yang Sakral
Angka pesimistis tingkat pengangguran akibat Covid-19 bahkan diprediksi bisa mencapai 10,7 juta - 12, 7 juta. Agus mengamini tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi sudah biasa dihadapi Indonesia.
Menurutnya negara ini tidak lagi kaget akan fakta tersebut, khususnya di tengah situasi Covid-19 saat ini.
Baca: Kadin: Pertumbuhan Ekonomi Terkoreksi, Angka Pengangguran Berpotensi Meningkat
"Negara demokrasi terbesar seperti Amerika Serikat juga mengalami kesulitan serupa akibat pandemi Covid-19. Bahkan dia lebih sulit daripada kita, jadi kita tidak sendirian," katanya singkat.
Namun, lanjut dia, sebagai sebuah negara, Indonesia dinilainya punya struktur, sistem, dan mekanisme untuk merumuskan kebijakan dalam rangka mencari jalan keluar terbaik untuk mengatasi kesulitan-kesulitan agar kekhawatiran terkait prediksi angka pengangguran akibat Covid-19 itu tidak terjadi.
"Itu adalah upaya maksimal," pungkas dia.