Bank Syariah Harus Go Digital Agar Bisnisnya Tetap Berkembang di Pandemi Covid-19
Usia perbankan syariah di Indonesia masih relatif muda dan potensi pasarnya sangat besar.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Toni E.B. Subari mengungkapkan, perbankan syariah di Indonesia saat ini terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan.
Dia mengatakan, agar semakin berkembang, perbankan syariah harus mentransformasi bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi digital.
"Kondisi pandemi Covid-19 menjadi mome
Baca: Daftar 22 Lembaga Keuangan Syariah yang Bisa Menerima Wakaf Uang
ntum untuk berinovasi sekaligus mengoptimalkan teknologi digital. Apalagi saat ini, platform perbankan digital menjadi channel utama untuk nasabah bertransaksi sehari-hari,” kata Toni saat workshop virtual, Jumat (25/9/2020), di Jakarta.
Dia menilai usia perbankan syariah di Indonesia masih relatif muda dan potensi pasarnya sangat besar mengingat Indonesia memiliki penduduk muslim yang sangat besar.
Baca: LinkAja Syariah Incar UMKM dan Pasar Industri Halal
"Intinya adalah penguatan SDM, serta penguatan kemampuan untuk menarik investasi atau modal di market. Selain itu, penguatan teknologi sebagi core banking dan tentu saja literasi yang lebih mendalam ke pasar," katanya.
Perbankan syariah sendiri dinilai masih memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia dengan indeks literasi masih sebesar 8,11 persen dan indeks inklusi 11,06 persen.
Sementara itu, Toni menambahkan, indeks literasi dari perbankan nasional sebesar 29,66 persen dan indeks inklusi 67,82 persen.
"Di sisi lain, market share perbankan syariah terus menunjukkan peningkatan, yakni dari sebesar 5,78 persen pada 2017 menjadi 6,18 persen pada Juni 2020. Karena itu, peningkatan literasi perbankan syariah menjadi tantangan di masa pandemi ini," pungkasnya.