Resesi Tidak Hanya Ekonomi yang Minus Selama 2 Kuartal, Begini Penjelasan Lengkap Kemenkeu
Kemenkeu menyatakan, resesi seringnya mudah dipahami sebagai pertumbuhan negatif ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, resesi seringnya mudah dipahami sebagai pertumbuhan negatif ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menjelaskan, hal tersebut memang berlaku secara umum di masyarakat dan pelaku usaha.
"Resesi inikan kalau yang dipahami oleh teman-teman dan banyak di sering ditulis di media itu supaya gampang memahaminya adalah kalau dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya itu negatif," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (25/9/2020).
Namun, Febrio menjelaskan, secara substansial apa yang dimaksud dengan resesi nyatanya memang tidak segampang itu.
Baca: Siaga Resesi, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan Milenial dengan Gaji Rp 4 jutaan untuk Berinvestasi
"Di masyarakat dan juga untuk mengambil keputusan oleh pelaku bisnis biasanya kalau dua kuartal berturut-turut negatif yaitu disebut resesi. Itu saja, walaupun sebenarnya kalau kita lihat lebih substansial lagi sebenarnya proses resesi seringkali terjadi tidak tiba-tiba," katanya.
Baca: Imbas Resesi, Ekonom Prediksi Ada 15 Juta PHK hingga Akhir Tahun 2020, Startup Termasuk Rawan
Karena itu, dia mengimbau supaya masyarakat atau pelaku bisnis tidak perlu khawatir berlebihan jika Indonesia nanti benar-benar resesi.
"Jadi, bukan sesuatu yang seperti hantu, tiba-tiba datang, kita jadi takut, tidak. Resesi ini sebenarnya adalah proses perlambatan kegiatan ekonomi secara keseluruhan, pertumbuhan Indonesia selalu positif, kecuali saat krisis 1998," pungkasnya.