Survei BPS: 92 Persen Masyarakat Disiplin Pakai Masker, tapi Kurang Jaga Jarak dan Cuci Tangan
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, hasilnya adalah 92 persen dari 90.967 responden sudah memakai masker ketika keluar rumah.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei tingkat kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dengan memerhatikan 3 M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, hasilnya adalah 92 persen dari 90.967 responden sudah memakai masker ketika keluar rumah.
Baca: Cara Pakai Masker Telur, Madu dan Labu untuk Perawatan Rambut saat Musim Dingin
Baca: Mengenal 4 Jenis Masker dan Fungsinya, Mana Paling Ampuh Mengurangi Risiko Penyebaran Covid-19 ?
"Kita bisa melihat bahwa persentase masyarakat yang menggunakan masker itu adalah 92 persen. Ini menggembirakan, tapi kalau kita lihat kepatuhan masyarakat untuk cuci tangan itu masih 75 persen, demikian juga untuk menjaga jarak (75 persen)" ujarnya saat konferensi pers, Senin (28/9/2020).
Jadi, dari temuan ini secara umum sudah menggembirakan, tetapi pemerintah dinilai perlu memperhatikan penerapan untuk mencuci tangan maupun menjaga jarak karena harusnya posisi ideal 3 M berjalan secara paralel.
Sementara, kata Suhariyanto, kalau bandingkan hasil survei ini dengan posisi pada bulan April lalu maka persentase masyarakat yang menggunakan masker itu meningkat sekira 8 persen.
"Tetapi, yang perlu dijadikan perhatian bahwa persentase masyarakat yang mencuci tangan dan menjaga jarak itu justru mengalami penurunan. Jadi, ke depan kita perlu melakukan sosialisasi yang lebih supaya masyarakat betul-betul menerapkan 3 M secara paralel," katanya.
Menurut dia, menggunakan masker di luar rumah tanpa diikuti mencuci tangan dan menjaga jarak tentu tidak akan ada gunanya, sehingga kepatuhan protokol kesehatan harus ditingkatkan.
"Kemudian, kalau kita lihat berdasarkan karakteristik yang ada hampir mirip dengan bulan April lalu. Pertama, bahwa perempuan itu jauh lebih patuh dibandingkan laki-laki ketika menerapkan protokol kesehatan dan kedua yakni semakin tinggi tingkat pendidikan, kepatuhannya juga semakin meningkat," pungkas Suhariyanto.