Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengusaha Minta Cukai SKT Jangan Naik Dulu, Petani Tembakau Jadi Taruhan

Pemerintah diminta melindungi petani tembakau dan cengkih melalui kebijakan yang berpihak pada industri rokok SKT.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengusaha Minta Cukai SKT Jangan Naik Dulu, Petani Tembakau Jadi Taruhan
Tribunnews.com
Aktivitas pekerja linting rokok di pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah diminta melindungi petani tembakau dan cengkih melalui kebijakan yang berpihak pada segmen padat karya, yaitu sigaret kretek tangan (SKT).

Salah satunya adalah dengan tidak menaikkan tarif cukai dan harga jual eceran segmen SKT yang banyak menyerap tembakau dan cengkeh.

Kenaikan tarif pada SKT dapat menurunkan jumlah permintaan sehingga berimbas pada serapan tembakau dan cengkih.

"Di dalam satu batang rokok SKT, terdapat 2 gram tembakau. Hal ini jauh lebih banyak ketimbang rokok buatan mesin," ujar Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis dalam keterangan persnya di Jakarta baru-baru ini.

Baca: Kenaikan Cukai Bikin Penjualan Sampoerna Anjlok di Semester I 2020

Mindaugas menambahkan, satu batang rokok buatan mesin berkisar antara 0,7 gram - 1 gram.

Baca: Serap 5,5 Juta Naker, Penyederhanaan Cukai Hasil Tembakau Dianggap Ideal

Kebijakan ini dinilai penting bagi kelangsungan hidup para petani tembakau dan cengkih, yang turut terimbas akibat pandemi Covid-19, serta kenaikan tarif cukai yang signifikan pada 2020.

Berita Rekomendasi

Hingga paruh pertama 2020, volume industri hasil tembakau mengalami penurunan hingga 15 persen.

Diperkirakan, industri masih terus terimbas pandemi Covid-19 pada 2021.

Mindaugas mengatakan, Sampoerna, bersama pemasok tembakaunya, mendorong produksi yang berkelanjutan melalui program kemitraan yang dinamakan Sistem Produksi Terpadu yang telah berjalan sejak 2009.

Program kemitraan ini menjangkau lebih 27.000 petani dan melalui program ini, petani mitra mendapatkan dukungan teknis, termasuk bantuan pertanian berupa mesin penyiang, serta jaminan serapan panen sesuai kualitas dan kuantitas yang disepakati.

"Sekali lagi, rekomendasi pertama adalah untuk fokus pada perlindungan segmen SKT karena hal ini membantu keseluruhan ekosistem industri hasil tembakau, dari manufaktur hingga petani, termasuk petani tembakau dan cengkih," kata Mindaugas.

Mindaugas menambahkan, semasa pandemi Covid-19, para petani binaan juga menerima bantuan paket APD dan kebersihan sehingga mereka dapat tetap produtif dan terhindar dari penularan virus tersebut selama beraktivitas.

Sebelumnya Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro, mengatakan bahwa kemitraan bisa menjadi solusi. Dengan sistem kemitraan, pabrikan atau industri mendapatkan pasokan yang kontinu.

“Kemitraan adalah solusi untuk pengembangan tembakau secara berkelanjutan. Pasokan industri terjamin, masa depan petani tembakau juga terjamin,” ujar pria yang akrab disapa Bagus ini.

Bagus mengharapkan petani yang mulai melakukan pembibitan atau pemasaran dipersilakan bergabung dengan kemitraan. Bila petani kesulitan benih atau membutuhkan akses pupuk, bisa difasilitasi lewat kemitraan.

“Bahkan kesulitan permodalan, [bisa diatasi] lewat kemitraan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas