Pemerintah Dukung Pembangunan Rendah Karbon Melalui Joint Credit Mechanism
Menurutnya, JCM menjadi role model rencana pembentukan pasar karbon sukarela yang pertama di Indonesia.
Penulis: Sanusi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan Kementerian/Lembaga lain yang terkait mendukung penuh program Joint Credit Mechanism (JCM), yaitu inisiatif pembangunan rendah karbon di Indonesia dengan mendorong keterlibatan pihak swasta.
Menurutnya, JCM menjadi role model rencana pembentukan pasar karbon sukarela yang pertama di Indonesia.
Para pelaku usaha yang telah melaksanakan program ini juga telah mencatatkan keberhasilan pengembangan pasar. Mereka menyatakan bahwa program tersebut memberikan dampak positif bagi pengembangan bisnisnya.
Baca: Airlangga Hartarto: Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa New Normal Mengarah Positif
“Pemerintah telah berkomitmen menargetkan proporsi penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, dan tentunya akan ditingkatkan setiap tahunnya,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan pidatonya dalam Inaugurasi Atap Solar Panel Pabrik Coca-Cola Amatil di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu (30/9/2020).
Menko Airlangga juga mengatakan, Coca-Cola Amatil Indonesia pun mendukung komitmen pemerintah dengan melakukan investasi senilai Rp 87 miliar. Angka tersebut digunakan untuk membangun 5 atap solar panel pada fasilitas pabrik di Cibitung.
“Pembangunan atap panel solar ini dapat mengurangi emisi gas kaca sebesar 314 juta ton. Ini sama saja dengan penghematan 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun. Ini merupakan hal yang luar biasa,” ujarnya.
Baca: Airlangga: Kini Angka Kesembuhan Covid-19 Setara dengan Global
Menko Airlangga mengapresiasi pembangunan atap solar panel tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa atap solar panel tersebut merupakan instalasi solar panel pada fasilitas manufaktur terbesar di ASEAN, nomor 2 di Asia Pasifik, dan nomor 4 di dunia.
Menko Airlangga pun berharap apa yang dilakukan di Cibitung ini dapat dilanjutkan di pabrik maupun daerah lain. Indonesia
dapat menjadi nomor 1 di Asia Pasifik jika kegiatan tersebut terus dilakukan.
“Kami mengapresiasi kegiatan ini. Green economy merupakan gagasan yang senantiasa didukung oleh Pemerintah,” imbuhnya.
Menko Airlangga menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong sektor manufaktur, karena dalam situasi pandemi, kegiatan manufaktur telah membuktikan diri sebagai pengungkit ekonomi.
“Ada juga work in the factory, ini harus tetap berjalan. Work in the factory ini menunjang perekonomian nasional. Dalam situasi pandemi, kegiatan manufaktur telah membuktikan diri sebagai pengungkit ekonomi,” kata Menko Airlangga.