Ini Kunci Sukses di Industri Migas yang Penuh Risiko dan Biaya Besar
industri migas perlu didukung seseorang dengan karakter kuat, penuh kompetensi, dan trustworthy.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri eksplorasi minyak dan gas (migas) yang penuh risiko dan berbiaya besar dapat dikelola dengan baik jika didukung dengan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersialnya.
Sejumlah proyek strategis di PGN yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial berhasil mendorong adanya efisiensi triliunan rupiah dana perusahaan.
Demikian paparan dari Wakil Menteri ESDM 2016-2019 Arcandra Tahar saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bertema Strategi Mengoptimalkan Profesional Brand yang digelar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sepuluh Nopember Surabaya (FT ITS) belum lama ini.
Baca: Arcandra Tahar Resmi Jadi Komut PGN
Arcandra yang juga Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengatakan, ada dua aspek utama yang biasanya menjadi subyek dari setiap proyek migas, yaitu teknologi dan komersial.
"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, Inshaa Allah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp 2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," tegasnya di akun Instagram @arcandra.tahar, Rabu (7/10/2020).
Lebih lanjut dia menuturkan, industri migas perlu didukung seseorang dengan karakter kuat, penuh kompetensi, dan trustworthy.
"Kompetensi disini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.
Baca: PGN Tandatangani Perjanjian Induk Kerjasama Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG
Arcandra menambahkan, di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk mensukseskan seseorang, perusahaan dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu.
Namun, branding bukanlah tujuan.
Hal yang utama seseorang/organisasi harus tetap memiliki value yang berharga sehingga keberadaannya dibutuhkan.
Ia lalu menunjuk kesuksesan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang bertahun-tahun berada di level teratas sepakbola dunia.
Branding personal mereka luarbiasa, tidak pernah turun dan bahkan bisa mengontrol pasar/kontrak ke klub maupun kontrak komersial lainnya.
Lalu apa yang dilakukan Ronaldo dan Messi? Pastinya mereka bekerja lebih keras, lebih disiplin dan selalu memberikan 1000 persen kemampuannya untuk profesinya. Itu tercermin dari prestasinya yang luarbiasa dan konsisten selama bertahun-tahun.