Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bagaimana Penilaian dan Penetapan Sumber Benih Kopi Robusta Lampung?

BBPPTP Medan memilih dan menetapkan sebanyak total 900 batang pohon induk sebagai sumber benih Kopi Robusta Lampung (Korola).

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
zoom-in Bagaimana Penilaian dan Penetapan Sumber Benih Kopi Robusta Lampung?
HEALTHLINE
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM - Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan memilih dan menetapkan sebanyak total 900 batang pohon induk sebagai sumber benih Kopi Robusta Lampung (Korola).

Pengawas Benih Tanaman BBPPTP Medan, Susilawati Lubis, menjelaskan, sebanyak 900 batang itu terdiri dari 4 klon Korola.

"Telah dipilih dan ditetapkan pohon induk terpilih untuk masing masing klon adalah untuk klon Korola 1 sejumlah 400 batang, Korola 2 sejumlah 400 batang, Korola 3 sejumlah 50 batang dan Korola 4 sejumlah 500 batang. Total tanaman yang terpilih sebagai Pohon induk terpilih sejumlah 900 batang dengan potensi produksi entres plagiotrop 48.600 mata/ruas,"kata Susi dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Timur Tengah Beli 38,4 Ton Biji Kopi Robusta Produksi Temanggung

Dijelaskan, dalam rangka penyediaan benih Korola 1, 2, 3 dan 4 tersebut, perlu dilakukan pemurnian, penilian dan penetapan kebun sumber benih milik petani, Nasrun yang berlokasi di Desa Bodong Jaya, Kecamatan Tugu Jaya, Lampung Barat, Lampung.

"Sebagai dasar untuk melakukan pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih Korola ini adalah Surat Tugas yang diterbitkan oleh Direktur Perbenihan atas nama Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 1087/KB.010/E.2/07/2020 tanggal 21 Juli 2020, tim terdiri dari Pemulia kopi dari Balittri, Direktorat Jenderal Perkebunan, Pengawas Benih Tanaman, Dinas Perkebunan Propinsi Lampung dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Lampung Barat," katanya.

Seorang petani merawat tanaman kopi di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Kamis (16/10). Akibat erupsi Gunung Sinabung harga kopi di Karo melonjak menjadi Rp 25 ribu dari Rp 15 ribu per kg.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Seorang petani merawat tanaman kopi di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Kamis (16/10). Akibat erupsi Gunung Sinabung harga kopi di Karo melonjak menjadi Rp 25 ribu dari Rp 15 ribu per kg.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)

Tim kemudian melakukan pemilihan tanaman kopi sebagai pohon induk terpilih dengan cara mengamati/mengidentifikasi setiap tanaman yang sesuai dengan ciri-ciri pada masing-masing klon.

Berita Rekomendasi

Tanaman yang dipilih diberikan tanda atau label dengan kode A untuk Korola 1, B untuk Korola 3, C untuk Korola 2 dan D untuk Korola 4, kemudian dengan menggunakan GPS ditandai titik kordinatnya.

"Setelah SK. Penetapan kebun sumber benih Korola milik pak Nasrun, maka Dinas perkebunan dan peternakan kabupaten Lampung Barat telah menyiapkan lahan seluas 1,5 ha sebagai calon lokasi batang bawah yang berlokasi di sekolah Kopi di Lampung Barat, batang bawah berumur 3 tahun akan disambung dengan sumber entres plagiotrop yang berasal dari kebun Bapak Nasrun. Hal ini penting dilakukan guna menjaga ketersediaan benih/entres plagiotrop secara berkesinambungan," jelasnya.

Hasilnya penilaian antara lain Taksasi produksi benih/entres plagiotrop yang dapat dihasilkan dari kebun dengan pohon terpilih sebanyak 900 pohon.

Setiap pohon dapat dipelihara 3 cabang sebelah kiri dan 3 cabang sebelah kanan total cabang per pohon adalah 6 cabang, untuk setiap cabang dapat menghasilkan 3 ruas/mata.

"Setiap tahun entres dapat dipanen 3 kali jadi total benih entres per tahun adalah 48.600 mata/ruas," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas