Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bos Freeport Indonesia Bicara Masa Depan Industri Tambang, Khususnya Tembaga

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, semua proses kehidupan masyarakat sehari-hari tidak lepas dari produk tambang.

Editor: Sanusi
zoom-in Bos Freeport Indonesia Bicara Masa Depan Industri Tambang, Khususnya Tembaga
Ria Anatasia
Dirut PT Freeport Indonesia, Tony Wenas usai penyerahan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Dirjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (21/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan, produk industri pertambangan digunakan mulai dari bangun tidur, bekerja, hingga balik lagi ke rumah.

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, semua proses kehidupan masyarakat sehari-hari tidak lepas dari produk tambang.

"Jadi, kita dari bangun tidur biasanya kita lihat jam untuk alarm, kemudian ada ke kamar mandi buka keran atau shower. Habis itu nonton TV, pergi ke kantor naik motor atau mobil, di kantor pegang laptop, lalu balik ke rumah buka kulkas itu semua terbuat dari bahan tambang," ujarnya dalam acara Kompas Talks, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Bos Freeport Minta Penundaan Setahun Bangun Industri Smelter Tembaga, Alasannya Ini Proyek Rugi

Menurut dia, namanya komoditas tambang mau itu metal, tembaga, besi, aluminium dan nikel adalah yang membuat kita mengenal dan menjalani peradaban ini.

Karena itu, masa depan industri pertambangan masih tetap dibutuhkan untuk peradaban dengan berbagai berbagai macam kebutuhan.

Contohnya, mobil listrik akan menggunakan tembaga 4 kali lebih banyak daripada mobil konvensional, selain juga kereta api dan pesawat terbang yang semuanya itu dari bahan tambang .

Berita Rekomendasi

"Industri pertambangan tetap ada kedepannya. Industri pertambangan dalam hal ini tembaga tetap akan dibutuhkan bagi kelanjutan generasi ke depan," kata Tony.

Sementara itu, teknologi di Freeport Indonesia sudah masuk ke tambang bawah tanah terbesar di dunia, sehingga patut menjadi kebanggaan di Papua.

Selanjutnya, hampir semua alat berat di tambang bawah tanah tersebut sudah robotik, dikendalikan jarak jauh dengan sistem digital dari ruangan nyaman ber-AC yang jaraknya kira-kira 10 kilometer.

Tony menjelaskan, kegiatan operasional tambang melalui sistem digital secara artificial intelligence itupun dilakukan oleh banyak anak muda dan wanita.

"Banyak anak muda, juga wanita dari Papua maupun luar Papua. Karyawan kita 40 persen asli masyarakat Papua, satu direktur orang Papua, 9 vice president orang Papua, kita berdayakan masyarakat Papua dan mereka sanggup," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas