Matahari Department Store Tutup 7 Gerai Format Besar, Rugi Bersih Rp 617 Miliar
Matahari kini hanya mengoperasikan 153 gerai di 76 kota dan perseroan berniat untuk mengakhiri tahun ini dengan mengelola 150 gerai format besar.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan kinerja perseroan selama sembilan bulan mencatat rugi bersih Rp617 miliar.
Hal itu imbas dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga membuat laju kunjungan ke gerai tertekan.
"Semua rencana pemulihan kami berjalan sesuai rencana, namun peningkatan kunjungan ke gerai kami tertahan oleh PSBB pada September 2020," kata Terry O'Connor, CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (23/10/2020).
Menurutnya, pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik sejalan dengan upaya Matahari dalam restrukturisasi bisnis.
"Sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup dan tiga gerai format besar dibuka," urainya.
Baca juga: Pemerintah: 63 Persen Emiten Pasar Modal Masih Raup Laba Meski Masih Pandemi Covid-19
Matahari kini hanya mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di Indonesia dan perseroan berniat untuk mengakhiri tahun ini dengan mengelola sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan.
LPPF mencatat penjualan kotor sebesar Rp 5,9 triliun untuk sembilan bulan yang berakhir pada September 2020 atau 57,6 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Paruh Pertama 2020, Maybank Indonesia Kantongi Laba Rp809,7 Miliar
Sementara pendapatan bersih turun 57,5 persen menjadi Rp 3,3 triliun.
Matahari mulai pulih secara stabil pada Juli, Agustus, dan hingga pertengahan September.
Untuk mengurangi dampak pandemi, Perseroan menjalankan pengetatan biaya,
termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa, yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2 persen pada kuartal ketiga dan 29,3 persen di periode Januari hingga September.
"Kami telah melunasi fasilitas kredit tambahan yang diperoleh di bulan Mei tahun ini. Kami melakukan kontrol yang ketat atas pengeluaran kami dan pembekuan belanja modal kami masih berlaku selain terkait dua toko yang dibuka pada kuartal ini," terang Terry.
Pemulihan pemotongan gaji telah dimulai sejalan dengan pemulihan kami, dan direncanakan untuk pulih sepenuhnya pada Kuartal IV 2020," tuntasnya.