Nadiem Mengaku Intens Diskusi dengan Sri Mulyani Cara Rumusan Terbaik untuk Anggaran Pendidikan
Komunikasi antar keduanya unuk mencari formulasi yang cepat di sektor pendidikan terutama yang berkaitan dengan anggaran di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bercerita mengenai komunikasinya yang intensif dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selama pandemi Covid-19.
Komunikasi antar keduanya terjalin dalam mencari formulasi yang cepat untuk pendidikan terutama yang berkaitan dengan anggaran di masa pandemi Covid-19.
"Jadi saya sama Bu Ani itu paling tahu, saya paling sering mengganggu Bu Ani dan bu Ani selalu sering mengganggu saya selama tiga bulan ke belakang ini. Kita terus berinteraksi untuk menemukan inovasi apa yang bisa kita lakukan dalam jangka waktu cepat," kata Nadiem dalam webinar Cerita di Kemenkeu Mengajar yang disiarkan channel Youtube Kemenkeu RI, Senin (26/10/2020).
Baca juga: Nadiem: Tahun 2021 Perhitungan Dana BOS Bukan Berdasarkan Jumlah Siswa Lagi
Nadiem mengatakan dibutuhkan solusi yang cepat untuk membantu jalannya pendidikan di tengah keterbatasan akibat pandemi.
Menurut Nadiem, pemerintah harus bergerak cepat dalam merumuskan kebijakan. Meski kebijakan tersebut, menurut Nadiem tidak selalu sempurna.
"Itu yang paling rentan di dalam situasi, jadi inovasi yang kita lakukan dalam waktu cepat itu banyak sekali di bidang keuangan dan tanpa dukungan dari Kemenkeu ini tidak mungkin akan bisa terjadi," tutur Nadiem.
Mantan CEO Gojek ini mengatakan di masa pandemi Covid-19, segala perubahan terjadi sangat cepat. Menurutnya, perubahan di dunia terjadi sangat cepat akibat pandemi Covid-19 ini.
Inovasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan model pembelajaran yang tepat, agar dapat diakses oleh masyarakat.
"Tetapi dalam waktu beberapa bulan, kita terpaksa melakukan model baru jadi luar biasa keadaan ini. Jadi Kemendikbud harus mengambil posisi pada saat ini bahwa yang terpenting adalah untuk mendengarkan rakyat, mendengarkan masyarakat apa hal-hal yang paling menantang di masa PJJ ini," ucap Nadiem.
Sebagian wilayah yang masuk zona merah dan oranye masih menggelar pembelajaran jarak jauh. Sementara pembelajaran tatap muka telah diizinkan untuk sekolah di wilayah zona hijau dan kuning.