Target PTPN V Terkait Sertifikasi RSPO pada 2022
Ditargetkan pada 2022, seluruh pabrik sawit perusahaan yang terdiri dari 12 PKS dan 1 Pabrik Inti Sawit sudah tersertifikasi RSPO.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara V kembali meraih sertifikat budidaya dan pengelolaan perkebunan sawit yang lestari tingkat internasional atau yang lebih dikenal dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dari lembaga sertifikasi internasional TUV Rheinland.
Lembaga tersebut memberikan sertifikat RSPO kepada tiga unit pabrik kelapa sawit (PKS) berikut tiga kebun pemasoknya yang ada di Riau.
Menurut CEO PTPN V Jatmiko K Santosa, sertifikat RSPO yang diperoleh perusahaan, berlaku hingga 31 Oktober 2025.
Baca juga: Industri Kelapa Sawit Tidak Hanya Seputar Minyak Goreng dan CPO
Sertifikat RSPO tersebut diberikan kepada PKS Tanah Putih dan kebun inti seluas 2.040,18 hektare di Kabupaten Rokan Hilir.
Selanjutnya PKS Sei Garo serta hamparan kebun sawitnya seluas 3.271 hektare, serta PKS dan kebun inti Sei Pagar seluas 2.856,84 hektare, keduanya berlokasi di Kabupaten Kampar.
Sebelumnya, sebanyak enam PKS dan 1 Pabrik Inti Sawit yang dikelola PTPN V, telah mengantongi sertifikat RSPO.
Total ada sebanyak 10 sertifikat RSPO yang telah diraih PTPN V.
"Sertifikat RSPO Ini merupakan kado indah di tahun 2020, dengan situasi yang menantang akibat pandemi, serta menjadi penambah semangat kami untuk mengarungi tahun-tahun mendatang. Tentu saja, pencapaian ini menunjukkan komitmen PTPN V sebagai produsen CPO yang bertanggungjawab," kata Jatmiko dilansir Kontan, Rabu (4/11).
Baca juga: PTPN V Gelar Pelatihan Pembuatan Arang Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Jatmiko menargetkan pada 2022, seluruh pabrik sawit perusahaan yang terdiri dari 12 PKS dan 1 Pabrik Inti Sawit sudah tersertifikasi RSPO.
"Dari 12 PKS, tinggal 3 pabrik lagi yang belum tersertifikasi RSPO. Kami menargetkan seluruhnya bersertifikat RSPO, sebagaimana seluruh pabrik kami telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di tahun 2018," tutur Jatmiko.
Jatmiko menambahkan, bahwa industri kelapa sawit bukan hanya terbatas sebagai komoditas strategis dan prospektif untuk meningkatkan ekonomi dan mengentaskan kesenjangan di masyarakat, melainkan juga harus berbasis lingkungan.
PTPN V sebagai perusahaan negara, dapat menjadi bukti konkrit penerapan budidaya sawit yang berkelanjutan.
PTPN V juga menjadi pionir untuk meningkatkan citra kelapa sawit Indonesia di pasar global, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada menguatnya harga CPO.
Selain PKS dan kebun yang dikelola langsung, saat ini PTPN V juga mendorong sertifikasi RSPO untuk kebun sawit rakyat/plasma yang menjadi mitra binaan Perusahaan.
Baca juga: Dukung Digitalisasi Kebun Rakyat, PTPN V Akan Lakukan Pemetaan Geospasial Sawit Rakyat