Gubernur BI Sebut Hasil Pilpres AS Bikin Ketidakpastian Mereda
Setelah pilpres AS, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ketidakpastian di pasar keuangan global juga mulai menurun, meskipun masih tetap tinggi.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan, beberapa indikator premi risiko seperti The Volatility Index (VIX) maupun Credit Default Swap (CDS) menurun, terutama di bulan November 2020 setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ketidakpastian di pasar keuangan global juga mulai menurun, meskipun masih tetap tinggi.
Baca juga: Bank Indonesia Kembali Buka Penukaran Uang Rupiah Rusak Mulai Besok, Simak Cara dan Syaratnya
"Hal ini karena berbagai faktor faktor geopolitik maupun risiko untuk second wave atau gelombang kedua pandemi Covid-19," ujarnya, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Doni: Data World Bank Indonesia Satu dari 35 Negara Memiliki Resiko Ancaman Bencana Tertinggi
Sementara itu, Perry menjelaskan, hasil Pilpres AS dengan Joe Biden sebagai Presiden terpilih membuat aliran modal asing masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Pilpres AS ini juga membawa beberapa perbaikan dan berkaitan dengan aliran portofolio asing ke emerging market, maupun juga harga obligasi dan harga saham," katanya.
Kemudian, dampak Pilpres AS terasa sampai ke pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah menyentuh Rp 14.000 per dolar AS.
"Tekanan-tekanan terhadap nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia sedikit mereda meskipun memang ketidakpastiannya berlanjut," pungkas Perry.