Cerita Pelaku UMKM di Kalimantan, Manfaatkan Potensi Buah Nipah yang Tumbuh di Habitat Buaya
Pemanfaatan keanekaragaman hayati (biodiversitas) pun kini semakin dioptimalkan pada beragam industri, termasuk sektor UMKM
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa pandemi virus corona (Covid-19) membuat masyarakat mencari cara untuk tetap menghasilkan pendapatan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati (biodiversitas) pun kini semakin dioptimalkan pada beragam industri, termasuk sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Satu diantaranya UMKM yang berfokus pada bisnis makanan dan minuman yang memanfaatkan buah nipah sebagai bahan dasarnya.
Baca juga: PKS Sarankan Pemerintah Gandeng Koperasi Salurkan Dana PEN untuk UMKM
Pemilik Outlet Nipah Urang Handil, Agung CN mengatakan bahwa dirinya memanfaatkan potensi yang ada pada buah nipah sebagai bahan dasar produk UMKM miliknya.
Seperti yang disampaikan dalam agenda Inspiring Talk bertajuk 'Pemberdayaan UMKM, Produktif Di Masa Pandemi' yang digelar secara virtual, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: OCBC NISP Tawarkan Pendanaan Hingga Rp 15 Miliar untuk Pelaku UMKM Perempuan
Ia menjelaskan bahwa selama ini tumbuhan tersebut hanya dimanfaatkan bagian daunnya saja untuk membuat atap rumah.
Sedangkan pelepah daun nipah biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bubur kertas (pulp) karena mengandung selulosa.
Lalu kumpulan lidi dari daun nipah digunakan sebagai bahan anyaman, tali dan sapu.
"Selama ini dimanfaatkan daunnya saja, sementara bagian bagian lain dari buah nipah sendiri belum dimanfaatkan, terutama buahnya," ujar Agung, pada kesempatan tersebut.
Saat banyak orang lebih memilih memanfaatkan daun nipah saja untuk memenuhi kebutuhan mereka, Agung dan istrinya pun memutuskan untuk fokus pada potensi yang bisa dihasilkan dari buah nipah.
Karena di daerah tempat tinggalnya, buah nipah dianggap sebagai bagian tanaman yang kurang komersil.
Oleh karena itu, Agung mencoba 'menyulap' buah nipah yang bentuknya mirip kolang kaling ini menjadi penganan ringan atau cemilan.
"Nah saya dan istri saya berdua mencoba mengangkat potensi buah nipah ini yang tadinya memang tidak dianggap. Ibaratnya anggaplah itu sebagai sampah, tidak ada nilai sama sekali, tapi kami coba olah menjadi olahan," kata Agung.
Dalam proses mengolah buah nipah menjadi produk makanan, Agung mengaku mengalami beberapa kendala.
Satu diantaranya adalah karena buah ini diketahui memiliki tekstur kulit yang sangat keras sehingga memerlukan waktu cukup lama dalam pengolahannya.
Ia pun akhirnya melibatkan warga sekitar dalam proses produksi bisnis UMKM yang menjadi binaan Pertamina Hulu Mahakam ini.
"Ketika mencoba menjadi olahan ini tadi, ternyata kami punya kendala, buahnya sangat keras, prosesnya cukup panjang, akhirnya kami melibatkan juga orang-orang di sekitar kami," jelas Agung.
Mereka pun memiliki tugas masing-masing, mulai dari mencari buah nipah, memproses, mengolah hingga mengemasnya menjadi produk yang siap dipasarkan.
"Ada yang mencari buah nipah, ada yang menepung, ada yang ngemas, ada yang mengolah, jadi kami melibatkan orang-orang di sekitar kami juga untuk menjadi bagian dari usaha ini. Dan masing masing dari mereka memang terlibat sesuai dengan passionnya mereka," papar Agung.
Menariknya, dalam mencari buah nipah ini, tidak hanya membutuhkan keberanian namun juga keahlian khusus karena lokasi tumbuhnya tanaman ini biasanya berada di habitat buaya, yakni di daerah rawa berair payau.
"Ada yang memang dia jago dalam mencari buah nipah. Jujur saja, buah nipah ini di wilayah kami menjadi habitatnya buaya, jadi butuh orang-orang yang punya skill. Nah memang ada juga orang yang punya skillnya di situ, dia lebih concernnya di situ," tutur Agung.
Agung menambahkan, potensi buah nipah untuk diolah sebagai penganan sangat besar.
Karena buah nipah muda bisa diambil air niranya, sedangkan buah nipah yang tua bisa dijadikan beragam olahan kuliner.
"Dari buah nipah itu tadi akhirnya terciptalah olahan, sebenarnya banyak turunan dari olahan-olahan yang bisa kita buat dari buah nipah. Mulai dari yang muda (diambil) air niranya, sampai dengan buah yang tua itu banyak sekali olahan yang bisa dibuat," kata Agung.
Kendati bisa diolah menjadi beragam penganan, namun Agung hanya berfokus pada dua produk saja yakni dodol nipah dan nipah creeps.
"Tapi kami fokus sementara ini hanya di 2 produk, yaitu ada dodol nipah dan nipah creeps," jelas Agung.
Ia pun sempat mengikuti kompetisi wirausaha muda untuk memperkenalkan dua produknya yang dihasilkan dari buah yang banyak tumbuh di Kalimantan itu.
"Ketika kami mengolah buah nipah, kami ingin memperkenalkannya lebih jauh lagi, kebetulan waktu itu ada kompetisi wirausaha muda, nah kami ikut di kompetisi itu," pungkas Agung.