Pemerintah Diminta Pertimbangkan Lagi Rencana Penataan Ulang Bandara Internasional
Pasalnya, kebijakan itu akan berimbas pada penurunan bisnis daerah destinasi wisata, yang diperkirakan antara 30%-40%.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diharapkan untuk memperhitungkan kembali secara lebih jauh rencana penataan ulang bandara internasional yang kemungkinan berujung pada penutupan sejumlah bandara internasional.
Pasalnya, kebijakan itu akan berimbas pada penurunan bisnis daerah destinasi wisata, yang diperkirakan antara 30%-40%.
Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Elly Hutabarat mengatakan penataan ulang bandara internasional akan berdampak sangat besar bagi daerah-daerah yang sudah membuka dan memperbaiki wilayahnya untuk kemajuan sektor pariwisata, seperti Lombok, dan Bandung.
Baca juga: Lewat Program Ini, Angkasa Pura II Targetkan Bisa Pimpin Pasar Operator Bandara di ASEAN
"Saya mengusulkan kepada pemerintah jangan ditutup (bandara internasional) itu," kata Elly dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).
Elly menambahkan, penutupan bandara internasional itu pun bakal merugikan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman).
Dia memberi contoh, apabila akses penerbangan langsung dari luar negeri ke Bandung melalui Bandara Internasional Husein Sastranegara ditutup, maka wisman akan kerepotan karena harus turun di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Bandung dengan mobil atau kereta.
“Dari sisi waktu dan biaya, sudah pasti ada penambahan,” ujarnya.
Situasi seperti itu, menurut dia, akan mengancam bisnis daerah karena bisa jadi akan terjadi penurunan jumlah kunjungan wisman.
“Padahal, pertumbuhan wisatawan dari Malaysia dan Singapura di Bandung sangat luar biasa. Jadi, direct flight itu sangat aman dan penting untuk daerah-daerah tujuan wisata seperti Lombok, Belitung, Bandung,” jelas Elly.
Lebih lanjut, Elly melihat Bandara Internasional Lombok mengalami perkembangan yang positif, baik dari sisi penataan bandara maupun kunjungan wisatawan. Bila bandara ini ditutup, maka akan menyulitkan akses wisman ke Lombok.
Baca juga: Kalah Peringkat Pariwisata, Menko Luhut: Kita Kurang Menjual Destinasi Wisata
Oleh sebab itu, Elly pun meminta kepada pemerintah agar rencana penataan ulang itu tidak sampai berujung pada penutupan bandara internasional.
Pemerintah harus memperhitungkan betul faktor ekonomi dan perkembangan kepariwisataan setiap daerah. “Kalau ada pasarnya di situ dan menguntungkan, ya jangan ditutup,” ujarnya.
Elly berharap pemerintah menunda dan mengkaji lagi dampak dari penutupan bandara internasional.
“Pemerintah perlu mendengarkan masukan dari industri atau daerah pariwisata yang terkena," dia menegaskan.