Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

SP Pegadaian Keberatan Rencana Akuisisi Holding Oleh BRI

Serikat Pekerja Pegadaian keberatan atas rencana pembentukan hlding dan akuisisi Pegadaian oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in SP Pegadaian Keberatan Rencana Akuisisi Holding Oleh BRI
Istimewa
Gedung kantor pusat PT Pegadaian (Persero). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Serikat Pekerja (SP) PT Pegadaian (Persero) menyatakan siap mendukung penuh atas rencana keinginan Pemerintah membuat sinergi BUMN yang bergerak di pembiayaan ultra mikro.

Namun mereka menyatakan keberatan jika itu diwujudkan melalui skema holding dan akuisisi Pegadaian oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk.

Ketua Umum SP Pegadaian, Ketut Suhardiono, Selasa (1/12/2020) memgatakan, elemen karyawan PT Pegadaian (Persero) tidak nyaman atas munculnya kabar akan adanya akuisisi Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) oleh BRI pada 13 November 2020.

Musyawarah Nasional (Munas) SP Pegadaian pada 25 November 2020 laludi Hotel Best Western Solo Baru, Sukoharjo, menyepakati sikap tidak setuju terkait wacana pembentukan holding dan akuisisi Pegadaian oleh BRI.

Baca juga: Erick Thohir Yakin Holding Asuransi BUMN Bisa Ikuti Jejak Sukses Himbara

"Kami menilai Pegadaian adalah perusahaan yang sehat jadi dengan tegas kami menolak holding dan akuisisi." ujar Ketut.

Ketut menyampaikan, alasan keberatan mereka antara lain, Pegadaian sudah hadir melayani masyarakat di Indonesia sejak 1901 dan terbukti telah memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kinerja Moncer, Pegadaian Sabet 3 Penghargaan di BUMN Award

Selain itu, layanan bisnis yang diberikan Pegadaian ke masyarakat sangat spesifik dengan kultur nasabah yang berbeda.

Berita Rekomendasi

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, 13 November 2020, rencana sinergi perusahaan pembiayaan mikro pelat merah antara BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani kembali mencuat pasca laporan keuangan kuartal III-2020 yang telat dilaporkan.

Baca juga: Pegadaian dan DJP Lanjutkan Kerjasama Integrasi Data Perpajakan

Direktur Keuangan BRI dalam paparan kinerja Rabu (11/11/2020) menyatakan proses laporan keuangan telat dipublikasikan lantaran perseroan tengah menyiapkan aksi korporasi.

“Audit ini dalam rangka untuk corporate action. Nanti pada saatnya kami share ke publik," ungkapnya saat itu.

Corporate Secretary BRI Aestka Oryza Gunarto yang dikonfirmasi Kontan menjelaskan, aksi tersebut akan bertujuan mengembangkan bisnis perseroan pada lini UMKM.

“Secara umum aksi korporasi dilakukan untuk mendukung strategi BRI, dan makin fokus mengembangkan UMKM,” katanya, Kamis (12/11/2020).

Rencana terkait sebenarnya telah mengemuka sejak awal tahun. Saat itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa akan melakukan sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PNM.

Ini dilakukan lantaran ketiga perusahaan pelat merah tersebut punya amanat serupa dari Kementerian BUMN untuk menyalurkan pembiayaan ke segmen UMKM terutama mikro.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso menargetkan pihaknya berpotensi membentuk holding bersama Pegadaian, dan PNM.

“BIsa membentuk holding, tapi bukan superholding, lebih ke subholding. Namun yang paling konkret memang soal kerjasama operasional, penggunaan jaringan bersama."

"Intinya ada arahan dari Kementerian untuk bersingeri antara BUMN yang memberdayakan UMKM, bentuknya seperti apa itu yang kita bicarakan,” ungkap Sunarso Februari lalu.

Ketut menjelaskan, basis produk Pegadaian adalah layanan syariah dan
konven/gadai. "Pegadaian melayani seluruh lapisan masyarakat sampai dengan wong cilik atau warga di pelosok desa," imbuh Ketut.

Ketut menambahkan, selama berdirinya, Pegadaian tumbuh sebagai perusahaan yang sehat hingga saat ini.

"Proses pembentukan holding haruslah benar dan dipastikan tidak ada BUMN yang tidak baik di dalamnya yang bisa menjadi beban BUMN yang baik,” kata Ketut.

Ketut mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo tiga tahun silam dalam acara Executive Leadership Program (ELP) bagi Direksi BUMN, di Istana Negara, Jakarta, yang menekankan manajemen perusahaan
yang sehat adalah hal penting untuk diperhatikan dalam pembentukan holding badan usaha milik negara.

Saat itu, Presiden Jokowi mengingatkan, jangan sampai pembentukan holding malah membuat BUMN yang sehat terpengaruh oleh BUMN lain yang kondisi keuangannya kurang baik.

Pegadaian saat ini memiliki 12 Kantor Wilayah dengan 4.000 lebih jumlah outlet dengan total karyawan sekitar 15 ribu orang.

Sebagian artikel ini tayang di Kontan dengan judul Bank BRI bakal bikin holding bareng PNM dan Pegadaian

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas