Belajar Memahami Konsep Bisnis yang Tidak Hanya dari Kacamata Profit
Mulai dari proses tercetusnya pemikiran spiritualitas dalam bisnis, hingga langkah-langkah implementasi yang telah ia terapkan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi meluncurkan buku "indfulness-Based Business: Berbisnis dengan Hati" karya Sudhamek AWS, secara virtual live event pada hari ini, Rabu (2/12/2020).
Lewat bukunya, Sudhamek yang merupakan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) periode 2017–2022 serta Chairman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. ini menyampaikan gagasan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan sisi spiritualitas dalam pengelolaan bisnis atau organisasi.
“ Pada prinsipnya praktik bisnis maupun nonbisnis dengan berbasis kebersadaran agung (mindfulness) adalah bahwa berbisnis, atau berorganisasi, juga menjalankan suatu profesi, bukanlah semata-mata demi menggapai profit atau keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya, tetapi lebih dari itu, yakni demi menumbuhkan benih-benih kebaikan bagi kepentingan bersama,” tutur Sudhamek pada Prolog buku "Mindfulness-Based Business: Berbisnis dengan Hati".
“Bahkan sejatinya bisnis pun berdimensi vertikal karena apa yang diupayakan, pada saatnya, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Yang Mahakuasa. Itulah mengapa saya memberi imbuhan ‘agung’ dalam istilah mindfulness, karena ada dimensi kebersadaran transendental pada Sang Mahaagung,” tambahnya.
Baca juga: Edukasi Anak untuk Kelola Sampah Sejak Dini di Rumah Lewat Buku Dongeng
Selain Sudhamek, dalam acara peluncuran buku hari ini, juga turut hadir Andy F. Noya, Founder & CEO BenihBaik.com, serta Coach Yudi Candra, CEO PT Duta Sukses Dunia yang bertindak sebagai moderator untuk mengulas lebih dalam mengenai penerapan mindfulness-based business yang berhasil di Indonesia.
Gagasan mindfulness-based business dipetakan Sudhamek menjadi delapan bab dalam bukunya.
Mulai dari proses tercetusnya pemikiran spiritualitas dalam bisnis, hingga langkah-langkah implementasi yang telah ia terapkan.
Setiap bagian disertai dengan studi kasus yang dapat memperlihatkan mindfulness practices epada pembaca sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Perjalanan Sudhamek yang memiliki latar belakang unik sebagai aktivis, pengusaha dan pejabat negara, semakin memperkaya isi buku ini. Ia memperlihatkan bahwa mindfulness bisa diterapkan di empat dunia yang berbeda: komunitas bisnis, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi keagamaan dan lintas iman, serta pejabat tinggi negara.
Tren saat ini, semakin banyak perusahaan terutama di lingkup global, yang memperkenalkan praktik mindfulness namun masih terbatas teori dan praktik dalam program workshop dan sesi online kelas-kelas meditasi.
Praktik ini diyakini mampu meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan energi kolektif karyawan dalam organisasi.
Namun, melalui buku MBB ini menyadarkan kita bahwa sesungguhnya bisnis dan spiritualitas ternyata sangat bisa berjalan beriringan.
“Buku ini hadir tepat waktu. Di tengah persaingan bisnis yang semakin sengit, buku ini menunjukkan kepada kita bahwa praktik mindfulness seperti yang dilakukan oleh Pak Sudhamek selama berkiprah di berbagai organisasi yang dinaunginya, bukan hanya optimistis, tapi realistis. Ini tentu dapat menjadi referensi bagi komunitas dunia usaha
dan profesi lainnya,” ujar Suwandi S. Brata, Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia.