Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mendag: 7 UKM Perdana Lakukan Ekspor Senilai 206 Ribu USD

Dari ke 54 UKM tersebut 7 perusahaan diantaranya melakukan ekspor perdana, diantaranya yakni: 

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mendag: 7 UKM Perdana Lakukan Ekspor Senilai 206 Ribu USD
Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melepas produk Indonesia yang diekspor ke Pasar Global, pada Jumat, (4/11/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melepas produk Indonesia yang diekspor ke Pasar Global, pada Jumat, (4/11/2020).

Menteri perdagangan Agus Suparmanto mengatakan dalam pelepasan ekspor 2020 tersebut melibatkan 133 perusahaan yang 54 perusahaan diantaranya merupakan usaha kecil dan menengah (UKM).

"Dengan total nilai (UKM) mencapai 12,29 juta USD atau setara 178,15 miliar rupiah," kata Mendag di Lamongan, Jawa Timur yang disiarkan Sekretariat Presiden.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Masih Tertinggal Tangkap Peluang Ekspor

Dari ke 54 UKM tersebut 7 perusahaan diantaranya melakukan ekspor perdana, diantaranya yakni: 

-PT. Lestari Jaya Bangsa dari Provinsi Jawa Tengah, dengan produk makanan olahan seperti emping belinjo, jamu herbal, mie telor yang diekspor ke Arab Saudi

-UD Sinar Mulyo dari Propinsi Jawa Tengah dengan produk  kapuk fiber ke India 

Berita Rekomendasi

- CV. Yukari Cahaya Abadi perusahaan dari propinsi Jawa Timur dengan produk tempat tidur untuk Sapi ke Jepang;

- CV. Aromata Anugrah Sultan dari propinsi Sulawesi Selatan dengan produk kemiri olahan ke Hongkong; 

- CV. Masagenah dari Propinsi Kalimantan Timur dengan produk lidi nipah ke India;

Baca juga: Wamendes PDTT Pastikan Presiden Jokowi Beri Perhatian Lebih ke Papua dan Papua Barat

-PT. Syam Surya Mandiri dari Propinsi Kalimantan Timur dengan produk udang beku ke Jepang; dan 

- PT. Rimbun Alam Dewata dari Propinsi Bali dengan produk cengkeh.

"Nilai total ekspor dari ketujuh perusahaan tersebut sebesar USD 206,108 atau setara Rp. 3,02 Miliar," katanya.

Selain 7 UKM yang berhasil tembus pasar global, juga terdapat 11 UKM yang menghasilkan produk baru untuk diekspor. Ke 11 UKM tersebut yakni:

-CV. Nagam Rattan dengan produk pot bunga dari rotan knock down.

-CV. Cipta Abadi Stools bar dari eceng gondok dan pelepah pisang:

-PT. Indah Desain Indonesia dengan produk teakwood furniture;

-CV. JAMF dengan produk furniture dari resin dan limbah;

-CV. Rayung Pelangi dengan produk sapurayung; 

-CV. Palem Craft dengan produk mirror dari bahan natural daun abaca.

-Jaroe Design dengan produk kursi dari limbah kayu.

-Jogja Gazebo dengan produk gazebo untuk resor internasional; 

-CV Maharani Kendang Jimbe dengan produk kendang home decor dan; 

-PT. Garuda Sinar Perkasa dengan  dengan produk minyak jelantah. 

"Total nilai ekspor UKM yang berhasil melakukan diversifikasi produk baru dari 11 UKM tersebut sebesar USD 1,16 juta atau setara dengan Rp. 16,82 Miliar," katanya.

Kemendag menurut Agus akan terus berupaya agar semakin banyak UKM dan pelaku usaha yang berhasil melakukan diversifikasi produk ekspor untuk meningkatkan daya saing produk. Diantaranya yang baru baru ini dilakukan yakni dengan memfasilitasi kegiatan pembiayaan ekspor kepada 14 UKM dengan nilai Rp 167 miliar rupiah.

"Selain itu tadi pagi telah diresmikan lokasi baru ITPC Mexico City ke lokasi yang lebih strategis dan representatif hal ini dilakukan untuk dapat meningkat promosi dan ekspor produk-produk indonesia ke meksiko," katanya.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden mengaku  senang dengan laporan bahwa ekspor Indonesia pada periode Januari sampai Oktober 2020 mengalami surplus 17,07 miliar US Dollar yang berasal dari sejumlah komoditas. 

"Dari kopi, dari garmen, home decor, furniture, perikanan dan makanan minuman," kata Presiden.

Hanya saja Kepala Negara meminta kepada semua pelaku perdagangan untuk tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapai. Karena menurutnya masih banyak potensi yang belum tergarap di dalam sektor ekspor. Mulai dari komoditas, kualitas, volume, serta negara tujuan ekspor. 

"Kuncinya proaktif dan jangan pasif," katanya.

Presiden mengatakan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah dengan meningkatkan ekspor. Dengan ekspor yang meningkat akan membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja.

"Selain itu juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan," pungkas Presiden.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas