Dapat 'Suntikan' Vaksin, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas
Secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengkonfirmasi pola pergerakan terkonsolidasi dengan melemah kembali uji resistance MA5.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengkonfirmasi pola pergerakan terkonsolidasi dengan melemah kembali uji resistance MA5.
Lanjar menjelasksn, indikator stochastic overbought dan momentum indikator RSI yang bergerak cukup tinggi untuk menahan penguatan IHSG meski ada 'suntikan' kabar baik dari pengadaan vaksin Covid-19.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dengan support resistance 5.757 hingga 5.870," ujarnya, Senin (7/12/2020).
Baca juga: IHSG Pekan Depan Diprediksi Menguat Setelah Anteng di Level Psikologis
Sementara itu, IHSG akhir pekan lalu ditutup turun 0,21 persen atau terkoreksi 12,46 poin ke level 5.810,48 dengan saham-saham di sektor pertanian minus 2,4 persen.
Baca juga: Harga Emas Kembali Turun Awal Pekan Ini
Sektor pertanian mengalami koreksi yang cukup dalam setelah sebelumnya mendapat dorongan penguatan dari pemangkasan bea import CPO di India.
"PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) minus 5,3 persen menjadi penekan utama pergerakan saham disektor pertanian. Pemerintah kini menyesuaikan tarif pungutan CPO berdasarkan batasan lapisan nilai harga yang mengacu pada harga referensi yang ditetapkan menteri perdagangan," pungkas Lanjar.
Adapun, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 84,49 miliar akhir pekan lalu dengan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang terbanyak di jual secara net value.