Pandemi COVID-19 Dorong Akselerasi Digital BUM-N
Ia mengatakan sebelumnya proyek pengembangan informasi dan teknologi (IT) gagal karena hanya membangun satu software.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.OM, JAKARTA -- Digitalisasi terus dikembangkan badan usaha milik negara (BUMN) sektor perbankan, energi, kelistrikan hingga pegadaian. Digitalisasi menyasar semua aspek pihak yang masuk dalam rantai nilai (value chain).
Darmawan Prasodjo, Wakil Direktur Utama dan Chief of Transformation Officer PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengatakan sedang merancang suatu sistem digital melalui proses transformasi untuk mewujudkan visi perusahaan listrik terbaik se-Asia Tenggara dan menjadi pilihan nomor satu pelanggan untuk solusi energi dengan berfokus pada prinsip green, lean, innovative, dan customer focus.
Ia mengatakan sebelumnya proyek pengembangan informasi dan teknologi (IT) gagal karena hanya membangun satu software.
“Padahal ada banyak aspek seperti IT development dan operasional yang melibatkan sumber daya manusia lainnya,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Sesi IV “Digitalisasi BUMN” Indonesia Digital Conference (IDC) 2020, yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Rabu (16/12) kemarin.
Baca juga: Direksi-Komisaris Bank Syariah Indonesia Kok Pakai Penunjukan? Begini Penjelasan Wamen BUMN
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah penguatan kapasitas sumber daya manusia. Saat ini PLN memiliki karyawan organiknya 50.000 orang, dan tenaga ahli daya mencapai 130.000 -180.000 karyawan. Ia menambahkan PLN mendorong karyawan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Hal itu diperlukan, lantaran PLN sedang mendigitalisasi berbagai aspek termasuk dari aspek pembangkit, operasional, perawatan hingga pengadaan barang (procurement).
Baca juga: Soal Sprindik Palsu ke Menteri BUMN, RNA 98: Waspada Adu Domba KPK-Erick Thohir
“Dulu membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui kerusakan, sekarang kami membangun digital performance control room dan digital operation maintenance menggunakan mobile app, yang dulunya tidak ada.
Sehingga monitoringnya bisa terus dilakukan. Artinya kami berusaha agar pembangkit listrik menjadi efisien dan andal, dan pemeliharaannya juga jauh lebih cepat,” ujarnya dalam sesi yang dipandu Metta Dharmasaputra, Founder Katadata.co.id.
Sedangkan Bank Tabungan Negara melakukan digitalisasi dalam proses penyaluran kredit perumahan.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Resmi Jadi Nama Baru Hasil Merger Tiga Bank Syariah BUMN
“Digitalisasi tidak hanya mengotomasi dan mendigitalkan proses (dari manual ke digital), tapi juga mengubah bisnis proses. Itu yang masih menjadi tantangan,” ujarnya Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama bank Bank Tabungan Negara pada forum yang sama.
Ia mengatakan inisiatif digitalisasi telah dilakukan dan saat ini memberikan perhatian besar pada user experience (pengalaman pengguna).
“Tidak hanya dari aspek fitur tapi juga functionality (kegunaan dari fitur), karena ini faktor yang menentukan customer memilih penawaran digital banking yang satu dengan yang lain,” ujarnya.
Pada masa pandemi Covid 19 tidak hanya perbaikan digitalisasi dilakukan tapi juga pengembangan lanjutan (continues development), perbaikan (continuous improvement), mengembangkan kemitraan dan ekosistem.
“Penting mengembangkan ekosistem, tidak bisa melakukan semuanya sendiri-sendiri, termasuk juga value chain (rantai nilai) ekosistem perumahan,” kata Pahala.