Startup Butuh Penguatan Agar Survive di Masa Pandemi
Saat ini banyaknya perusahaan rintisan dan usaha mikro kecil (UKM) di Indonesia terdampak pandemi covid-19.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiholan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperkuat startup di Indonesia, Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) menggelar webinar dengan tema “Memperkuat Start Up Berbasis Inovasi dan Teknologi yang survive dan Semakin Kuat Setelah Masa Pandemi.
Dalam webinar tersebut, dibahas soal pentingnya memperkuat usaha rintisan (Start Up) di Indonesia selama masa pandemi.
Saat ini banyaknya perusahaan rintisan dan usaha mikro kecil (UKM) di Indonesia terdampak pandemi covid-19.
Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB), membuat pengusaha tidak bisa melakukan kegiatan offline dan konseunsinya membuat perusahaan harus mengurangi karyawan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Dr Hariyadi BS Sukamdani pada webinar rangkaian Milad UAI bertema 'Memperkuat Start Up Berbasis Inovasi dan Teknologi yang survive dan Semakin Kuat Setelah Masa Pandemi', Rabu (16/12/2020) menjelaskan, dampak Covid-19 tidak hanya memukul perusahaan besar namun pengusaha usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Nyatakan Komitmen Terus Kembangkan Nasabah UMKM
Hariyadi menjelaskan, kontribusi UMKM di Indonesia baru mencapai 14,3 persen dan secara individu baru 3,4 persen enterpreur indonesia dan data tersebut masih kalah dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara.
Baca juga: Apindo: Akibat Pandemi, 6 Juta Pekerja Dirumahkan
"Para pelaku UMKM perlu berinovasi disaat pandemi saat ini, pemerintah melalui UU cipta kerja memberikan peluang besar bagi UMKM sehingga dapat tumbuh besar dan maju" turur Hariyadi.
Rektor UAI Prof Asep Saefuddin mengungkapkan, kampusnya mendorong dosen dan mahasiswa untuk berwirausaha melalui Direktorat Bisnis Inovasi dan Sistem Inkubasi, karena tidak hanya digital namun perlu inovasi dan kreativitas.
"Selama pandemi covid-19, beberapa hasil inovasi dosen UAI telah diakui kementrian riset dan teknologi diantara ventilator bagi penderita covid-19 dan telah digunakan di beberapa rumah sakit," jelasnya.
Ke depan pihaknya berharap ada sinergitas antara APINDO sebagai representasi pelaku industri bersama pemerintah dan kampus dalam membuat regulasi.
Kolaborasi ini juga diharapkan dapat melahirkan enterpreneur-enterpener muda.
Pro Asep menambahkan, kegiatan webinar semacam ini juga diharapkan dapat mendorong dosen atau mahasiswa al Azhar untuk terus berinovasi dan berkreatifitas dengan digital sehingga dapat bersaing tidak hanya di indonesia tapi dunia.
UAI saat ini memiliki market place Tajeer.store yang dapat mendukung usaha yang digeluti mahasiswa maupun masyarakat umum. Marketplace ini juga menjadi peran UAI membantu UKM di masa pandemi.
Kegiatan webinar ini juga diisi dengan pengumuman pemenang Enterprising Award 2020, pengumuman Penerima Pendanaan Modal Tajeer Inkubator Bisnis UAI Tahun 2020 dan Pengumuman LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Award kategori Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Tahun 2020 untuk para dosen UAI.
Kemudian, dilanjutkan dengan launching buku Profil Inovasi Tahun 2019-2020 dari Direktorat Manajemen Inovasi dan Program UAI.
Webinar yang juga dihadiri Ketua Bidang Dikti, Diklat & Litbang YPIA, Dr. Ir. Ahmad H.lubis, M.Sc. dan Bendahara Umum YPIA, Dr. Ir. Ade Jamal ini diikuti kurang lebih 430 peserta.