Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

YLKI: Masyarakat Konsumen Jadi Korban Inkonsistensi Pemerintah Tangani Covid-19

Menurutnya, sejak awal pandemi sampai akhir 2020, pemerintah tampak kemrungsung sehingga banyak aturan yang tumpang tindih.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in YLKI: Masyarakat Konsumen Jadi Korban Inkonsistensi Pemerintah Tangani Covid-19
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Calon penumpang mengantre untuk melakukan rapid test di Stasiun Senen Jakarta, Sabtu (19/12/2020). Kereta Api Indonesia (KAI) belum menerapkan syarat rapid test antigen pada libur Natal dan tahun baru tetapi masih mensyaratkan rapid test antibodi untuk perjalanan kereta jarak jauh. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, pemerintah inkonsisten dalam menajemen penanganan pandemi Covid-19.

Menurutnya, sejak awal pandemi sampai akhir 2020, pemerintah tampak kemrungsung sehingga banyak aturan yang tumpang tindih.

"Pemerintah salah prediksi kapan Covid-19 akan melandai. Yang terjadi, Indonesia juara di level Asean dengan rasio kematian di atas rata-rata, perekonomian juga resesi," ucap Tulus dalam webinar Senin (21/12/2020).

Tulus juga menilai penentuan libur panjang Nataru juga tampak limbung, masyarakat konsumen dan sektor swasta pun menjadi korban.

Baca juga: Wisatawan ke Jawa Barat Wajib Lakukan Tes Rapid Antigen, Wagub: Jangan Kucing-kucingan

Baca juga: Aturan Rapid Test Antigen untuk Transportasi Umum Bikin Penumpang Bus Anjlok

Baca juga: Mulai 22 Desember, Naik KA Jarak Jauh Wajib Tunjukkan Hasil Rapid Test Antigen

"Masyarakat konsumen sudah kadung beli tiket. Karena libur yang dianulir sektor swasta tentu kalang kabut untuk mengatasi refund tiket Rp300an miliar," katanya.

Selain itu, YLKI menyoroti pemerintah daerah yang juga gamang dalam penanganan Covid-19.

Berita Rekomendasi

Tulus menyampaikan di satu sisi pemda berharap wisatawan datang ke daerahnya karena pundi-pundi mengalir tetapi di sisi lain sangat khawatir angka terkonfirmasi positif di daerah melambung paska liburan.

"Artinya libur Nataru, Pemda harap-harap cemas karena kesiapsiagan aparat di daerah dalam mendorong terwujudnya protokol kesehatan yang konsisten selama mudik libur Nataru sangat meragukan," urainya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas