Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Boncos karena Pandemi, Maskapai Penerbangan AS Merugi Hingga Rp 494 Triliun

Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), harus mengalami kerugian di 2020 karena pandemi Covid-19.

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Boncos karena Pandemi, Maskapai Penerbangan AS Merugi Hingga Rp 494 Triliun
Gambar oleh skeeze dari Pixabay
Maskapai penerbangan Delta Airlines 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), harus mengalami kerugian di 2020 karena pandemi Covid-19.

Mengutip situs Travel Pulse, Rabu (6/1/2021), kerugian yang diterima maskapai penerbangan AS menurut analis dari FactSet mencapai 35 miliar dolar AS atau sekitar Rp 494 triliun.

Selain itu analis FactSet juga menyebutkan, bahwa saham maskapai penerbangan di 2020 turun tajam. Harga saham American Airlines turun 45 persen, Delta Airlines turun 31 persen, United Airlines turun 51 persen dan Southwest turun 14 persen.

Baca juga: Gara-gara Varian Baru Covid, Maskapai Penerbangan UEA Hentikan Semua Penerbangan ke Arab Saudi

Menurut eksekutif maskapai penerbangan United Airlines, kondisi ini diharapkan hanya sementara dan tidak berlangsung lama.

Baca juga: Arab Saudi Buka Kembali Semua Perbatasan Laut, Darat dan Penerbangan Internasional

Kemudian CEO Delta Airlines Ed Bastian mengatakan, saat ini pihaknya fokus untuk mengubah arus kas lebih positif di 2021.

"Misi kami adalah menghubungkan dunia, tetapi kami belum tahu seperti apa permintaan perjalanan pada 2021 yang diharapkan dapat pulih," ucap Sebastian.

Baca juga: Mesin Bermasalah, Maskapai Air Canada Paksa Boeing 733-8 Max Mendarat

Berita Rekomendasi

Meski begitu, baru-baru ini diketahui industri penerbangan AS mendapatkan dana segar sebesar 15 miliar dolar AS dalam paket bantuan Covid-19 yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump.

Bantuan ini disebutkan sebagai upaya agar maskapai penerangan dapat mempertahankan karyawannya, hingga 31 Maret 2021 dan dapat kembali mempekerjakan karyawan yang cuti karena terdampak pandemi Covid-19.

Sementara itu menurut laman situs RT.com, sebelumnya asosiasi transportasi udara internasional atau IATA memproyeksikan bahwa industri penerbangan akan menderita kerugian mencapai 84,3 miliar dolar AS akibat pandemi Covid-19.

Director General and CEO IATA Alexandre de Juniac menyebutkan, 2020 menjadi tahun terburuk dalam sejarah penerbangan secara finansial.

IATA juga mengharapkan, dengan adanya vaksin Covid-19 menjadi kunci untuk pemulihan industri penerbangan meskipun untuk mengembalikan seperti keadaan normal butuh waktu bertahun-tahun.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas