Hadirnya Vaksin Covid-19 Diperkirakan Belum Manjur Angkat IHSG Lebih Tinggi
Sementara itu, beberapa pemerintah negara di kawasan Eropa mengumumkan penguncian virus Covid-19 yang lebih ketat dan lebih lama.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan vaksin Covid-19 diperkirakan tidak akan mampu mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih tinggi lagi pekan depan.
Sebab, hingga kini kasus baru covid-19 masih termasuk sangat tinggi.
"IHSG diperkirakan akan terkoreksi terbatas di pekan depan dengan support di level 6.158 sampai 6.341 dan resistnace di level 6.472 sampai 6.500," ujar Pengamat pasar modal Hans Kwee, Minggu (17/1/2021).
Sementara itu, beberapa pemerintah negara di kawasan Eropa mengumumkan penguncian virus Covid-19 yang lebih ketat dan lebih lama.
Baca juga: Hadapi Pandemi, Joe Biden Tingkatkan Tunjangan Pengangguran di AS, Apa Dampaknya Terhadap Rupiah?
Hans menjelaskan, varian Covid 19 yang menyebar cepat yang pertama kali terdeteksi di Inggris saat ini cukup mengkhawatirkan.
"Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan "tindakan sangat cepat" untuk melawan penyebaran virus Covid 19 karena negara itu mengalami rekor jumlah kematian terkait virus. Kemudian, Perancis mengatakan akan memperkuat kontrol perbatasannya," katanya.
Baca juga: Menyandang Kasus Covid Tertinggi se-Kaltim, Balikpapan Malah Terima Vaksin Sinovac Februari Nanti
Selain itu, lockdown ketat juga terjadi di China hingga melaporkan jumlah kasus Covid-19 harian tertinggi setelah lebih dari 10 bulan dan mencatat kematian pertama akibat virus ini dalam delapan bulan.
"Hal tersebut mengakibatkan lebih dari 28 juta orang diisolasi di negara tersebut. Vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu selama dua hingga tiga bulan ke depan," pungkas Hans.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.