Gurita Olahan Sulawesi Tengah Tembus Pasar Meksiko
BKIPM Luwuk Banggai,Sulawesi Tengah melepas ekspor langsung 1 kontainer gurita olahan (Octopus Sp) ke Meksiko.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menghalangi permintaan komoditas kelautan dan perikanan Indonesia di pasar ekspor.
Terbaru, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Luwuk Banggai Sulawesi Tengah melepas ekspor langsung 1 kontainer gurita olahan (Octopus Sp) ke Meksiko.
"Kita patut berbangga, gurita ini produk hasil perikanan Kabupaten Banggai bisa diekspor ke Meksiko," kata Kepala BKIPM, Rina, di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Rina menambahkan, volume gurita yang diekspor sebanyak 20.500 kilogram senilai Rp 1,1 miliar.
"Semoga kegiatan ini menjadi trigger untuk ekspor selanjutnya dari Kabupaten Banggai dan daerah di sekitarnya," sambungnya.
Baca juga: Wamenlu: Ekspor Indonesia Terbanyak ke Negara-negara RCEP, Mencapai 57 Persen
Rina memastikan jajarannya di BKIPM akan terus melakukan pelayanan secara optimal sekaligus mendorong pelaku usaha mengekspor produknya.
"Semangat kita melayani dan mempermudah pelayanan. Kita harapkan dengan begitu, geliat ekspor terus tumbuh," tandasnya.
Baca juga: Realisasi KUR KKP Sektor Perikanan Rp 5,2 Triliun pada 2020
Sebelumya, selama 2020, keberterimaan produk kelautan dan perikanan Indonesia telah menjangkau 157 negara. Sebanyak 2.191 unit pengolah ikan (UPI) telah terdaftar ke negara mitra selama 2020.
BKIPM mendorong pemangku kebijakan terkait untuk bersinergi dalam kegiatan ekspor langsung dari daerah produksi ke negara tujuan.
Selama 2020, BKIPM juga berhasil menginisiasi dan mendorong 4 direct call atau ekspor langsung dari daerah ke negara tujuan.
Keempat direct call tersebut antara lain: pertama, Manado-Jepang. Rina menjabarkan, ekspor langsung ini terwujud berkat sinergi antara BKIPM Manado, Bea Cukai Manado, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dan Angkasa Pura.
Direct call kedua dari Manokwari ke Singapura yang diluncurkan pada 20 Oktober 2020. Ketiga, direct call dari bandara udara Mutiara Sis Aljufri, Palu langsung ke Jepang.
Terakhir, direct ekspor perdana dari Ambon-Manado-Jepang yang lebih efisien karena perbedaan waktu tempuh yang sebelumnya 24 - 26 jam via Ambon – Jakarta – Narita menjadi 13 jam.