Sektor Hulu Migas kejar Target Produksi 1 Juta Barel Per Hari
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan sektor hulu migas secara agresif meningkatkan tingkat produksi migas nasional di tahun 2021.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) dapat tercapai pada tahun 2030.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan sektor hulu migas secara agresif meningkatkan tingkat produksi migas nasional di tahun 2021.
“Kami bertekad, pada tahun 2021 ini produksi migas nasional no decline. Target ini diharapkan tercapai sehingga kita bisa mengejar peningkatan produksi,” ujar Fatar dalam keterangannya, Kamis (21/1/2021).
Diketahui, pemerintah tahun ini mematok target lifting minyak yang sama seperti tahun lalu, yakni sebesar 705 ribu BOPD.
Baca juga: Kejar Rekor, Sektor Hulu Migas Tingkatkan Produksi 1 Juta Barel Per Hari
Sedangkan lifting gas dipatok sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Untuk memastikan tidak terjadi penurunan produksi migas nasional, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) untuk melakukan kegiatan pengeboran 616 sumur pengembangan.
Baca juga: Industri Non Migas Diprediksi Bangkit Pada 2021
Jumlah ini meningkat 156 persen dari realisasi kegiatan serupa di 2020 yang hanya 240 sumur.
Sementara kegiatan workover, SKK Migas menargetkan sebanyak 615 sumur atau naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya, dan kegiatan well service mengalami peningkatan menjadi 26.431 sumur atau naik 11 persen dari tahun sebelumnya..
Kegiatan eksplorasi tetap menjadi fokus utama SKK Migas, sebanyak 43 pengeboran sumur eksplorasi akan dilakukan tahun ini.
Dari sisi jumlah, rencana kegiatan ini naik 105 persen dibanding realisasi kegiatan Eksplorasi tahun 2020.
Sejumlah kegiatan survei seismik juga dilakukan, di antaranya survei seismik 2D sepanjang 3.569 km, survei seismik 3D seluas 1.549 km persegi, seismik vibroseis 2D sepanjang 1.000 km, dan full tensor gravity (FTG) open area di wilayah Papua sepanjang 67.500 km.
“Kami juga akan melaksanakan pseudo 3D seismic open area sepanjang 270.000 km yang bakal tercatat sebagai salah satu yang terpanjang di Asia Pasifik,” kata Fatar.
Fatar mengungkapkan, SKK Migas juga terus mengintensifkan kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Langkah ini diambil karena potensi migas di Indonesia masih bisa dimaksimalkan melalui tertiary recovery.
SKK Migas mencatat, potensi EOR di Indonesia mencapai 3,02 miliar barel minyak yang diperoleh dari 53 lapangan.
Pilot project EOR telah dilaksanakan di empat lapangan, yakni Lapangan Minas, Lapangan Kaji Semoga, Lapangan Widuri, dan Lapangan Tanjung. Dalam jangka menengah, SKK Migas menargetkan percepatan komersialisasi EOR untuk Lapangan Minas dan Lapangan Batang di 2024.
“SKK Migas telah mengalokasikan anggaran sebesar 442 juta dolar AS untuk EOR dalam Komitmen Kerja Pasti,” kata Fatar.