Properti Premium di Bali Tetap Diminati Selama Pandemi, Pengembang Terus Hadirkan Kluster Baru
Bagi para crazy rich, memiliki investasi properti di Bali tidak hanya menguntungkan, tapi juga gengsi sekaligus menjadi tempat liburan keluarga.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiholan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Pandemi Covid-19 menggerus sektor pariwisata Bali hingga ke titik nadir, namun sektor properti sekaligus instrumen investasi paling aman di masa pandemi ini tetap diburu investor.
Bagi para crazy rich, memiliki investasi properti di Bali tidak hanya menguntungkan, tapi juga gengsi sekaligus menjadi tempat liburan keluarga.
Inilah alasan mengapa dalam kondisi pandemi Covid-19, beberapa developer di Bali tetap eksis, bahkan di akhir tahun lalu percayaan diri meliris produk baru yang membidik segmen premium yang memang mendapat respon positif pasar.
Menurut Andreas Raditya, General Manager Ciputra Group, dalam memilih produk properti pada masa pandemi ini, konsumen di segmen ini tetap mengedepankan unsur kehati-hatian dengan benar-benar memilih produk yang tepat.
Awal tahun ini, Ciputra Group melalui proyek Ciputra Beach Resort di Tabanan, Bali, meriliscluster baru Resvara menyusul keberhasilan dua cluster sebelumnya yakni Nivata dan Sadana yang hanya menyisakan 6 unit.
“Peluncuran Cluster Resvara yang kini dalam masa pre-sale adalah untuk mengakomodasi permintaan segmen atas yang mengincar properti berkonsep resort dekat pantai, yang di masa pandemi ini ada peningkatan,” ujar Raditya, Jumat (22/1/2021).
Proyek selain sebagai hunian tapi juga sebagai vila dengan konsep resort yang berada di bibir pantai.
Luas lahan pengembangannya mencapai 80 hektar dengan garis pantai mencapai 1,7 kilometer. Sehingga memiliki view yang menawan dan juga dikelilingi oleh pendangan khas Bali dengan sawah berpetak-petak.
Pre-sale
Cluster Resvara dikembangkan di atas lahan seluas 7,2 hektar yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts.
Total unit cluster ini adalah 190 unit, namun dalam Tahap 1 dipasarkan 90 unit terdiri dari rumah dan kavling. Rumah ditawarkan dalam dua tipe, Askana (105/76) dan Svana (200/125).
“Di masa pre-sale sudah sekitar 30 NUP (Nomor Urut Pemesanan) dan harganya masih estimasi. Untuk Askana berkisar Rp2,3 miliar dan Svana seharga Rp4,26 miliar ,dan kavling mulai Rp1,7 miliar. Pre-sale berlangsung hingga Maret atau April 2021. Tahap pertama kami berharap tahun ini dapat sold out, dengan transaksi senilai Rp250 miliar untuk cluster ini,” kata Maharani Sanjaya, Marketing Supervisor Ciputra Beach Resort.
Sanjaya optimis produk baru ini memiliki potensi pasar, terbuktikan sekitar 30 persen sudah dipesan. Menariknya hampir sebagian besar konsumen tersebut melakukan penesanan NUP melalui online karena kebanyakan mereka berada di luar Bali, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya.
Optimisme ini tentunya dengan segudang alasan. Hingga kini Bali merupakan destinasi wisata favorit nomor satu dunia dan kawasan investasi properti yang menjanjikan.
Di 2019, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 16,3 juta orang. Angka ini meningkat dari sebelumnya 15 juta orang. Sekitar 40 persen di antaranya merupakan wisatawan asing.
Ciputra Beach Resort tahun lalu membukukan penjualan senilai sekitar Rp102 miliar dari target sebesar Rp 85 miliar.
Sanjaya memaparkan, Bali sebagai destinasi wisata internasional saat ini pembangunan infrastrukturnya kian berkembang.
Tingginya minat investor memiliki properti di Bali tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur konektivitas seperti rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Denpasar sepanjang 95 km.
Jalan tol kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah di Bali bagian Barat dengan akan adanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap didera macet.
Tahap pertama tol ini akan menghubungkan kawasan Pekutatan-Soka. Tahap selanjutnya Soka-Mengwi lalu tahap ketiga dari Gilimanuk-Pekutatan.