China Geser AS Soal Penanaman Modal Asing, Hasilkan Miliaran Dolar AS Saat Pandemi
China mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai negara tujuan investasi asing atau FDI langsung terbesar pada 2020.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China mengambil alih posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara tujuan investasi asing atau FDI langsung terbesar pada 2020, terlihat dari aliran aset yang tumbuh sebesar 4 persen menjadi total 163 miliar dolar AS.
United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) melaporkan, negara itu berhasil menumbuhkan ekonominya sebesar 2,3 persen pada 2020.
Di sisi lain, para pesaingnya mengalami kesengsaraan yang meluas, seperti AS yang harus menyaksikan penurunan aliran asetnya sebesar 49 persen, menutup tahun dengan total 134 miliar dolar AS.
Menurut angka yang dirilis organisasi tersebut, investasi global turun 42 persen, dari 1,5 triliun dolar AS pada 2019 menjadi 859 miliar dolar AS pada 2020, ini menjadi level terendah sejak 1990-an.
Selain itu, mencapai lebih dari 30 persen di bawah penurunan yang terlihat setelah krisis keuangan pada 2008 silam.
Baca juga: 22 Penambang di China Terjebak di Bawah Tanah Selama 14 Hari, 11 Selamat, Sisanya Masih Hilang
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (26/1/2021), UNCTAD memperkirakan FDI akan terus mengalami penurunan tajam pada tahun 2021, dengan investasi diperkirakan akan turun 5 hingga 10 persen lagi sepanjang tahun ini karena dampak penurunan kegiatan ekonomi yang masih berlangsung selama pandemi virus corona (Covid-19).
Baca juga: BEI: Indeks Sektoral IDX-IC Bantu Pengelolaan Dana Manajer Investasi
FDI Eropa mengalami penurunan yang lebih dahsyat dibandingkan AS, mengakhiri tahun dengan saldo negatif 4 miliar dolar AS.
Sementara Inggris melihat FDI turun ke angka nol, Australia melihat aliran masuk aset asing turun mencapai 46 persen, menjadi 22 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Karibia mengalami penurunan FDI masing-masing sebesar 4 persen, 18 persen dan 37 persen.
Perlu diketahui, China bukan satu-satunya pemenang dalam tindakan penyeimbangan kembali investasi asing.
Menurut angka UNCTAD, dengan kebijakan Swedia yang bebas dari penerapan sistem penguncian (lockdown), negara itu mengalami aliran masuk investasi asing lebih dari dua kali lipat, dari 12 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 29 miliar dolar AS pada 2020.
Sedangkan Jepang, yang menolak pemberlakuan lockdown ketat yang diperkenalkan banyak negara maju lainnya, juga melihat peningkatan FDI, dari 15 miliar dolar AS menjadi 17 miliar dolar AS.
Israel, yang bergabung dengan AS dan Eropa dalam pemberlakuan lockdown yang lebih ketat, melihat FDI tumbuh dari 18 miliar dolar AS menjadi 26 miliar dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.