Stimulus Lanjutan 1,9 Triliun Dolar AS Belum Disetujui Jadi Sentimen Negatif
Biden mengatakan terbuka untuk menyusun ulang proposal bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS karena pemerintah mengejar kesepakatan bipartisan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku pasar awalnya berharap awal Februari 2021 stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) yang diusulkan Presiden Joe Biden sudah dapat disetujui.
Tetapi, saat ini Joe Biden mengatakan terbuka untuk menyusun ulang proposal bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS karena pemerintah mengejar kesepakatan bipartisan.
"Memang ada peluang menempuh jalur khusus dengan pengambilan suara dan mengandalkan suara Partai Demokrat," ujar pengamat pasar modal Hans Kwee, Minggu (31/1/2021).
Hana menjelaskan, politisi dari Partai Republik dari awal telah menolak jumlah stimulus fiskal usulan Biden karena menilainya terlalu besar dan terlalu cepat setelah paket senilai 900 miliar dolar AS bulan lalu.
Baca juga: Rizal Ramli Sebut Kebijakan Fiskal Menkeu Sri Mulyani Amburadul, Ini Sebabnya
Baca juga: Amerika Tegaskan Komitmen Bersama Negara-negara Asia Tenggara Lawan Tekanan China
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 31 Januari 2021: Tambah 12.001 Kasus, Total 1.078.314 Positif
"Dikabarkan beberapa anggota parlemen Partai Demokrat ikut mempertanyakan dasar dari besaran yang diajukan," katanya.
Menurut dia, hal tersebut membuat potensi tertundanya paket stimulus fiskal Biden empat sampai enam pekan ke depan.
"Ini menjadi satu sentimen negatif di pasar.
Perkembangan stimulus fiskal akan sangat dicermati pelaku pasar," pungkas Hans.